Arab Saudi menjalani transformasi ekonomi dan sosial besar-besaran di bawah kepemimpinan Pangeran Mahkota Mohammed Bin Salman. Dari visi 2030 hingga investasi di teknologi dan olahraga, simak perubahan yang terjadi di kerajaan Teluk ini.
Cekricek.id - Arab Saudi, sebuah kerajaan yang selama ini dikenal dengan kekayaan minyaknya, kini tengah berada di pusaran transformasi besar-besaran. Dengan Visi 2030 yang ambisius, dipimpin oleh Pangeran Mahkota Mohammed Bin Salman yang berusia 38 tahun, negara ini berupaya keras untuk mengubah wajah ekonominya.
Sejak awal abad ke-20, Arab Saudi bergantung pada kekayaan minyaknya. Namun, dengan semakin banyaknya generasi muda yang haus akan kesempatan, kerajaan ini bergerak cepat untuk merumuskan rencana besar yang bertujuan mengubah seluruh ekonominya.
Meskipun reformasi radikal ini tidak lepas dari kontroversi, terutama sejak Pangeran Mahkota naik tahta pada 2017, Arab Saudi tetap berusaha memperluas pengaruhnya di kancah internasional.
Salah satu langkah besar yang diambil adalah dengan mengalokasikan miliaran dolar untuk investasi di berbagai sektor, mulai dari olahraga hingga media dan hiburan. Tujuannya jelas: diversifikasi ekonomi di luar minyak.
Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa PDB Arab Saudi melonjak melewati $1 triliun untuk pertama kalinya tahun lalu, dengan pertumbuhan yang didorong oleh harga energi global yang tinggi dan pertumbuhan non-minyak sebesar 4,8%. Meskipun minyak masih mendominasi, Arab Saudi berambisi meningkatkan ekspor non-minyaknya.
Investasi besar-besaran juga dilakukan melalui Dana Investasi Publik, sebuah dana kekayaan berdaulat yang dipimpin oleh Pangeran Mahkota dan gubernur dana, Yasir Al-Rumayyan.
Dari pengambilalihan Newcastle United hingga merger LIV Golf dengan PGA Tour, investasi ini menunjukkan ambisi besar Arab Saudi.
Dengan populasi yang mayoritas muda, dengan lebih dari setengah dari 32,2 juta penduduknya berusia di bawah 30 tahun, tantangan terbesar bagi Pangeran Mahkota adalah menciptakan kesempatan kerja bagi generasi muda ini.
Sementara itu, Arab Saudi juga menjadi tuan rumah bagi banyak pekerja migran, yang menyumbang lebih dari 40% dari total populasi.
Dalam konteks Teluk, meskipun ekonomi Arab Saudi tumbuh pesat, negara-negara tetangga seperti Kuwait dan Uni Emirat Arab juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Namun, dengan PDB sebesar $1 triliun, Arab Saudi memiliki ekonomi terbesar di Liga Arab.
Dengan semua perubahan ini, satu hal yang pasti: Arab Saudi berupaya keras untuk memastikan relevansinya di abad ke-21 dan seterusnya.