Berita Terbaru: Meninggal dalam keadaan husnul khatimah atau akhir yang baik merupakan impian banyak orang muslim
Cekricek.id - Meninggal dalam keadaan husnul khotimah atau akhir yang baik merupakan impian banyak orang muslim. Bahkan sudah seharusnya setiap muslim yang beriman menentukan status kematiannya kelak, apakah mau meninggal dalam keadaan husnul khotimah atau suul khotimah (akhir yang buruk).
Terkait hal itu, Ustaz Oemar Mita mengatakan bahwa puncak tertinggi pencapaian atau keinginan orang yang beriman adalah bagaimana mendapatkan husnul khotimah. Menurutnya, perkara itu harus diletakkan di depan mata agar tidak ada yang kita inginkan selain meninggal dalam kedaan husnul khotimah.
“Apapun harta, apapun karir, setelah kita capai setinggi apapun itu hingga orang berdecak kagum pada kita, tapi ketika akhir kehidupan kita buruk, maka semua itu tidak ada artinya,” ujar Ustaz Oemar Mita di kanal Yotube B.A.W.A dikutip pada Selasa, (12/04 2022).
Lebih lanjut Ustaz Oemar Mita menyampaikan bahwa kisah kematian husnul khatimah terhebat adalah kematian Ibnu Abbas.
Ia merupakan seorang ulama yang baru berusia 9 tahun ketika Nabi Muhammad wafat. Di riwayat lain ada juga yang menyebutkan bahwa beliau berusia 13 tahun saat Rasulullah SAW wafat.
Meski usianya masih belia, ia merupakan salah satu sahabat yang mendapat banyak hadist dari Rasulullah. “Dan termasuk dalam deretan 7 sahabat yang banyak meriwayatkan hadist Rasulullah,” ujar Ustaz Oemar Mita, Lc.
Ia hanya sebentar membersamai Rasulullah, lalu bagaimana luar biasanya kematian Ibnu Abbas? Dalam kitabnya, Said bin Juber menuliskan kesaksiannya ketika menghadiri pemakaman Ibnu Abbas.
“Ketika Ibnu Abbas meninggal, dimandikan, dan mau diangkat ke kuburan, ada burung putih yang masuk ke dalam kerandanya,” ujar Ustaz Oemar Mita.
Orang-orang semuanya penasaran dengan burung itu dan mencoba melihat ke dalam keranda Ibnu Abbas. Namun burung itu hilang seketika, padahal baru saja Nampak masuk ke dalam keranda tersebut.
Tak lama setelah itu terdengar suara merdu yang membacakan Qs Al Fajr ayat 27 dan 28 yang artinya, “(27) Wahai jiwa yang tenang!, (28) Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.”
Ketika ditanya siapa yang melantunkan ayat indah itu, tidak ada satu pun orang yang mengaku. Lalu orang-orang di sana mulai membicarakan bahwa lantanan ayat yang indah tersebut berasal dari malaikat yang menyambut kematian Ibnu Abbas.
“Inilah kematian yang indah dan dikenang. Menjadi buah bibir manis bagi setiap orang yang mendengarnya,” ucap Ustaz Oemar Mita.
Maka dari itu, keinginan untuk meninggal dengan keadaan husnul khotiman merupakan bukti ecerdasan seorang muslim. Ustaz tersebut lalu mengatakan bahwa kita tidak boleh berputus asa untuk menginginkan husnul khotimah meski banyak kesalahan yang sudah diperbuat.
Amal itu tergantung penutupnya. Allah tidak melihat bagaimana kamu kemarin, tapi Allah melihat bagaimana kamu kemudian, dimatikan dalam keadaan bagaimana,” kata Ustaz Oemar Mita.
Baca Juga: Diminta Sedekahkan Seluruh Hartanya, Ustaz Yusuf Mansur: Baik, Semoga Bukan Ria
Untuk kita perlu memantaskan diri agar bisa mendapat husnul khotimah ketika meninggal dunia.