Media sosial X, yang dulu dikenal sebagai Twitter, telah menghapus gambar dan postingan sebelum Desember 2014. Temukan alasan di balik penghapusan ini dan reaksi terhadap perubahan lain yang diusulkan oleh Elon Musk.
Cekricek.id - Baru-baru ini, banyak pengguna Twitter atau X terkejut menemukan bahwa gambar, video, dan konten lain yang mereka unggah sebelum Desember 2014 telah lenyap dari platform. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?
Menurut laporan, penghapusan besar-besaran ini bukanlah hasil dari keputusan strategis, melainkan akibat dari kesalahan teknis yang mempengaruhi 'tweet' yang dipublikasikan sebelum bulan Desember tahun 2014. Ya, Anda tidak salah dengar, dulu kita menyebutnya 'tweet'.
Namun, ada kebingungan mengenai tweet mana yang hilang dan mana yang tetap ada. Sebagai contoh, selfie viral Ellen Degeneres kini tak bisa dilihat di X. Namun, foto mantan Presiden AS, Barack Obama, yang sedang memeluk Michelle Obama setelah terpilih kembali pada 2012 masih bisa dilihat dengan jelas.
Yang mengejutkan, hingga saat ini, baik akun dukungan resmi X maupun pemilik atau CEO Twitter belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden ini. Penghapusan ini terjadi di tengah-tengah kontroversi lain yang dibawa oleh miliarder pemilik Twitter.
Beralih ke topik lain, Elon Musk, yang dikenal dengan pendekatannya yang berbeda, baru-baru ini menyatakan ketidaksukaannya terhadap fitur 'blokir' di Twitter. Menurut Musk, fitur ini "tidak masuk akal" dan seharusnya digantikan dengan "mute yang lebih kuat". Bahkan, dia berencana untuk menghapus kemampuan untuk memblokir pengguna sama sekali.
Pernyataan Musk ini tentu saja mendapat reaksi beragam. Beberapa setuju bahwa fitur blokir terlalu membatasi, sementara yang lain berpendapat bahwa fitur ini penting untuk melindungi pengguna dari pelecehan.
Musk menambahkan, "Daripada memblokir, seharusnya ada bentuk mute yang lebih kuat." Dia juga terbuka dengan ide untuk meningkatkan fitur blokir/mute.
Meskipun belum jelas bagaimana rencana Musk akan mempengaruhi pengguna Twitter, komentarnya tentu telah menimbulkan perdebatan.
Mengingat Musk sering menyebut dirinya sebagai "absolutis kebebasan berbicara", kita hanya bisa menunggu dan melihat langkah apa yang akan diambilnya selanjutnya.