Cekricek.id - Dalam temuan terbaru yang menggemparkan, tim peneliti dari University of Tennessee, Arizona State University, dan Simon Fraser University di Kanada menyoroti potensi bahaya tersembunyi dari konsumsi ganja. Lebih dari seratus spesies jamur didapati bersemayam di berbagai bagian tanaman ganja, mulai dari akar hingga kuncup bunganya. Hal ini, menurut peneliti, membuka pintu bagi potensi risiko kesehatan, khususnya infeksi jamur, yang mungkin belum sepenuhnya kita sadari.
Ironisnya, meskipun legalisasi ganja telah meluas di berbagai negara dan negara bagian di Amerika Serikat, belum ada satu pun dari mereka yang mewajibkan pengujian keselamatan terhadap semua mikotoksin potensial yang mungkin ada. Sebuah kelalaian yang, menurut para peneliti, perlu segera ditangani.
Dengan argumentasi yang kuat dan data yang mendukung, artikel ini menggali lebih dalam tentang pentingnya memahami dan mengatasi risiko kesehatan yang mungkin timbul dari konsumsi ganja.
Kimberly Gwinn, seorang ahli patologi tanaman dari University of Tennessee, bersama timnya, mengingatkan akan potensi risiko terkait jamur kontaminan, terutama di tengah meningkatnya penerimaan penggunaan medis ganja.
Penelitian pada tahun 2020 bahkan menunjukkan bahwa pengguna ganja memiliki risiko 3,5 kali lebih tinggi untuk mengembangkan infeksi jamur dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.
Meskipun belum dapat dipastikan apakah infeksi tersebut secara langsung berasal dari ganja, bukti menunjukkan adanya spora jamur yang menempel pada resin di kuncup dan bunga ganja.
Pengguna berat ganja atau mereka yang memiliki sistem imun lemah bisa jadi kelompok yang paling rentan terhadap 'infeksi oportunistik' ini.
Di antara spesies jamur yang menjadi perhatian utama adalah Aspergillus, Penicillium, Fusarium, dan Mucor. Jika dihirup bersamaan dengan asap ganja, spora jamur beracun ini berpotensi menyebar ke saluran hidung dan paru-paru, menyebabkan infeksi jaringan yang bisa mengancam jiwa.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa 89 persen infeksi jamur paru-paru akibat penggunaan ganja berkaitan dengan merokok, sementara hanya 4 persen yang berkaitan dengan produk edibel.
Meskipun proses pemanasan saat merokok dan vaping seharusnya dapat membunuh spora jamur, tetapi kondisi tersebut mungkin tidak cukup untuk menghilangkan semua spora.
Para peneliti menegaskan bahwa masih banyak yang perlu dipelajari tentang manfaat dan bahaya spora jamur yang terkait dengan ganja.
Mereka menganjurkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya sejauh mana kontaminasi jamur di produk ganja dan konsentrasi berapa risiko kesehatan mungkin timbul.
Penting juga untuk memastikan pengeringan dan penyimpanan kuncup ganja dilakukan dengan benar untuk mengurangi kontaminasi jamur yang berbahaya.
Legalisasi ganja di berbagai negara, termasuk Kanada dan sejumlah negara bagian di AS, diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan sampel untuk pengujian keberadaan mikotoksin di masa mendatang.