Cekricek.id - Banyak yang menyatakan bahwasanya apa saja yang kita lakukan termasuk amal perbuatan itu terekam di dalam DNA. Sekaligus juga hal ini menjadi pertanyaan dari banyak kalangan. Apakah memang benar demikian apa adanya sebagaimana yang pernah dipresentasikan dalam pertemuan di Tasmania.
Sebagaimana pertanyaan salah seorang netizen kepada Agus Mustofa dalam tayangan di channel YouTube pribadinya mengutip pada Rabu (5/10/2022).
Bahwasanya seseorang netizen yang pernah mengikuti perkuliahan jenjang S3. Ia menyatakan bahwasanya pernah ada bahasan jika semua perbuatan terekam dalam sijin alias DNA.
Lantas dijelaskan oleh Agus Mustafa, bahwasanya sebenarnya semua perbuatan kita ini tercatat di mana-mana entah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk. Yaitu pertama terekam dalam memori atau otak manusia dalam skala sinoptik.
Atau sirkuit sarafi yang menyebabkan adanya berbagai sambungan hingga membentuk sirkuit saraf. Misalnya berkaitan dengan kesabaran keadilan atau jika segala macamnya.
“Ini terbentuk karena kita melatih men-challenge diri sehingga otak kemudian menyesuaikan diri ada mekanisme yang disebut sebagai plastisitas otak,” ucapnya.
Ini juga diartikan sebagai kemampuan otak dalam beradaptasi untuk membentuk bagaimana sifat dari seseorang. Maka dari itu dalam skala organ ini terjadi istilahnya rekaman apabila diteruskan maka dapat mengubah on-off-kan DNA.
Tetapi selain di dalam diri kita, sesungguhnya alam sekitar kita itu juga merekam. Ibaratkan manusia berada dalam kuantum di medan magnet jagat raya ini.
Lantaran tidak adanya ruangan kosong di dalam alam semesta ini. Maka dari itu sebagian besar terdiri atas berbagai energi yang menghasilkan gaya berkaitan dengan medan tersebut.
“Dengan adanya fluktuasi quantum inilah yang mengakibatkan terjadinya rekaman begitu juga halnya apabila melihat dari lingkungan sekitar,” jelasnya.
Benarkah Terekam DNA?
Hanya saja Agus Mustofa lantas menegaskan bahwasanya mungkin mata serta juga telinga manusia tidak dapat menangkap hal tersebut. Dikarenakan berbagai hal pertama keterbatasan panca indra yang dimiliki oleh manusia.
Lantaran untuk telinga sendiri hanya memiliki batas kemampuan untuk mendengar suara dengan gelombang 20 HZ sampai dengan 20.000 hz. Akan tetapi apabila dengan menggunakan bantuan benda yang dianggap cocok dengan frekuensi tersebut maka tentu bisa mendengar atau menangkap gelombang ini.
Hal ini juga memberikan arti bahwasanya seluruh gelombang peristiwa yang ada di seluruh permukaan atau penjuru bumi ini. Sesungguhnya tidak pernah hilang alias mengambang dalam struktur gelombang dengan artian tetap terekam.
Baca juga: Ini Amalan Terbaik Untuk Dihadiahkan Kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal Dunia
Jadi memang benar adanya apabila perbuatan atau amal ibadah kita terekam oleh DNA sebagaimana pertanyaan oleh berbagai kalangan setiap orang.