Gempa Nias Selatan, BMKG: M 8,9 Bukan Prediksi Gempa, Tapi Mitigasi Bencana

Berita terkini: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa M 8,9 bukan prediksi gempa melainkan sebagai mitigasi bencana.

Ilustrasi. [Cekricek.id]

Berita terkini: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa M 8,9 bukan prediksi gempa melainkan sebagai mitigasi bencana.

Cekricek.id – Pantai Nias Selatan, Sumatera Utara diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 6,9. Gempa terjadi pada Senin (14/3/2022) pukul 04.09 waktu setempat.

BMKG kemudian merevisi gempa menjadi Magnitudo 6,7. Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.  

Terkait hal ini, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan  gempa Nias Selatan pagi ini berada di zona Megathrust yang skenario terburuknya M 8,9. BMKG menegaskan hal itu bukan prediksi.

Dwikorita awalnya menjabarkan pusat gempa Nias Selatan pagi ini berada di laut. Lokasinya berdekatan dengan gempa besar yang terjadi pada tahun 1797 tepatnya sekitar 25 tahun yang lalu dengan magnitudo 8,5.

Berita terkini: Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa M 8,9 bukan prediksi gempa melainkan sebagai mitigasi bencana.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. [Foto: Ist]

"Jadi gempa saat ini lokasinya berdekatan dengan gempa yang terjadi sekitar 25 tahun yang lalu. Diperkirakan magnitudonya saat itu 8,5 jadi lebih besar dari saat ini," kata Dwikorita, Senin (14/3/2022) seperti dikutip dalam detik.com.

Dia menyebutkan bahwa zona Metawai tersebut merupakan zona yang aktif. Terbukti dari beberapa kali lokasi tersebut terjadi goncangan gempa.

Sepanjang sejarah, gempa yang terjadi di lokasi tersebut sebanyak 16 kali. Beberapa di antaranya mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia. Peristiwa yang terjadi pagi ini di zona Mentawai, tetapi bagian Siberut.

"Pada gambar terlihat pusat gempa yang warna hitam tahun 2022 magnitudo 6,7. Yang tahun 1797 warnanya merah magnitudo 8,5 terlihat betapa dekatnya karena merupakan sumber gempa yang sama, yaitu gempa Megathrust," kata Dwikorita

Para pakar gempa telah memperhitungkan jika terjadi pergerakan pada segmen Megathrust. Skenario yang terburuk yakni gempa bisa terjadi mencapai M 8,9.

"Tapi alhamdulillah pagi hari ini magnitudo 6,7 bukan magnitudo 8,9. Magnitudo 8,9 itu adalah perkiraan maksimum yang dapat terjadi berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran," Ucap Dwikorita.

Magnitudo 8,9 bukan prediksi gempa. Pernyataannya itu hanya sebagai mitigasi bencana. Kendati begitu, Dwikorita meminta masyarakat untuk tetap waspada.

Baca juga: Penjelasan BMKG Terkait Gempa 6,9 yang Mengguncang Pulau Nias Sumut

"Ini bukan prediksi. Kita tidak akan tahu apakah itu akan terjadi, insyaallah tidak terjadi. Namun untuk mitigasi apabila sewaktu-waktu terjadi kita perlu mewaspadai dengan cara menyiapkan tata ruang yang benar-benar memperhatikan potensi guncangan tanah," imbuhnya.

Baca Juga

Cekricek.id: Gempa Jepang: Jepang Diguncang Gempa 7,6 SR, Masyarakat Berhamburan Mengungsi
Jepang Diguncang Gempa 7,6 SR, Masyarakat Berhamburan Mengungsi
Cekricek.id - Berita Gempa Pangandaran - Pangandaran Diguncang Gempa M 5,0
Pangandaran Diguncang Gempa M 5,0
Cekricek.id - Gempa Besar di Jepang Ternyata Berasal dari Aktivitas Gunung Api Bawah Laut
Misteri Gempa Besar di Jepang: Ternyata Berasal dari Aktivitas Gunung Api Bawah Laut
Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, 2.000 Orang Tewas
Gempa Dahsyat Guncang Afghanistan, 2.000 Orang Tewas
Gempa Maroko: Analisis mendalam tentang penyebab gempa bumi mematikan di Maroko dan rekomendasi untuk mengurangi dampak gempa di masa mendatang.
Gempa Maroko: Mengapa Begitu Mematikan dan Langkah Pencegahan Masa Depan
Sejarah Gempa Dahsyat di Patahan Anatolia Timur yang Terbentuk 5 Juta Tahun Lalu
Sejarah Gempa Dahsyat di Patahan Anatolia Timur yang Terbentuk 5 Juta Tahun Lalu