Cekricek.id - Gletser Thwaites di Antartika Barat, yang dijuluki "gletser kiamat" karena potensinya meningkatkan permukaan laut hingga 60 sentimeter, mulai mencair dengan pesat sejak 1980an. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pencairan es ini sebenarnya sudah dimulai sejak 1940an, atau 30 tahun lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Hal ini dikaitkan dengan kejadian iklim ekstrem El Nino pada 1939 hingga 1942 yang memicu pencairan Gletser Thwaites dan gletser tetangga lainnya. Selama periode singkat tersebut, suhu yang sangat hangat telah mengubah keseimbangan es di kawasan tersebut.
"Setelah sistem es menjadi tidak seimbang, proses pencairannya akan terus berlanjut meskipun pemicunya telah berhenti. Ini yang membuat kami cemas," ungkap Julia Wellner, salah satu peneliti dari Universitas Houston, Texas, Amerika Serikat, dalam laporan penelitian di jurnal Pnas.
Julia bersama timnya menganalisis inti es berusia ribuan tahun dari tujuh lokasi di sekitar Gletser Thwaites dan Gletser Pulau Pine. Mereka menemukan partikel batu yang terkandung dalam es terbentuk dengan cara khas selama masa pencairan.
Gletser raksasa selebar Florida ini kini telah kehilangan sekitar 595 miliar ton es yang setara dengan 4 persen kenaikan permukaan air laut global.
Baca juga: Gletser di Pegunungan Hindu Kush Himalaya Mencair dengan Kecepatan yang Mengkhawatirkan
Jika seluruh es di kawasan Antartika Barat mencair akibat ketidakstabilan Gletser Thwaites, diperkirakan permukaan air laut bumi dapat naik hingga 3,4 meter.
Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Channel Cekricek.id.