Hans Bague Jassin

Hans Bague Jassin adalah kritikus Sastra dan Pengarang sering disingkat H.B. Jassin kelahiran Gorontalo 13 Juli 1917 dan meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000. H.B. Jassin menyelesaikan pendidikan dasarnya di HIS Balikpapan, lalu ikut ayahnya pindah ke Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, dan menyelesaikan pendidikan menengah (HBS) di sana.

Hans Bague Jassin. [Foto: Istimewa]

Siapa Hans Bague Jassin?

Hans Bague Jassin adalah kritikus Sastra dan Pengarang sering disingkat H.B. Jassin kelahiran Gorontalo 13 Juli 1917 dan meninggal di Jakarta, 11 Maret 2000. H.B. Jassin menyelesaikan pendidikan dasarnya di HIS Balikpapan, lalu ikut ayahnya pindah ke Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, dan menyelesaikan pendidikan menengah (HBS) di sana.

Ia sempat bekerja sukarela di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu kemudian ia menerima tawaran Sutan Takdir Alisjahbana untuk bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka tahun 1940.

H.B. Jassin menjadi redaktur dan kritikus sastra untuk majalah Pandji Poestaka, Mimbar Indonesia, Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.

Ia dijuluki Paus Sastra Indonesia oleh sastrawan Gajus Siagian. Ia pernah membela Chairil Anwar (1956) yang dituduh sebagai plagiat. Ia juga turut menandatangani Manifesto Kebudayaan pada 1963 yang membuatnya dipecat dari Lembaga Bahasa Departemen P&K dan staf pengajar UI.

Ketika ia memuat cerpen Langit Makin Mendung karya Ki Panji Kusmin di majalah Sastra tahun 1971. Jassin dijatuhi hukuman penjara satu tahun dengan masa percobaan dua tahun karena menolak mengungkapkan nama asli pengarang cerpen yang isinya dianggap 'menghina Tuhan'.

Kurang dari 30 ribu buku dan majalah sastra, guntingan surat kabar dan catatan-catatan pribadi pengarang yang dihimpun H.B Jassin tersimpan di Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Ia pernah menjadi anggota dewan pertimbangan pembukuan Perum Balai Pustaka (1987-1994), anggota Panitia Pertimbangan Pemberian Anugerah Seni Bidang Sastra, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1975), anggota juri Sayembara Kincir Emas oleh radio Wereld Omroep Nederland (1975).

Selanjutnya anggota Panitia Pelaksana Ujian Calon Penerjemah yang disumpah (1979-1980), Extrernal assessor Pengajian Melayu, Universiti Malaya (1980-1992), anggota Komisi Ujian Tok-Vertlader Leiden (1972), peserta 29 tahun International Congress of Orientalist Paris (16-22 Juli 1973).

Ia juga pernah menjadi penasehat Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1973-1982), anggota dewan juri Sayembara Mengarang Novel Kompas- Gramedia (1978), ketua dewan juri Sayembara Novel Sarinah (1983), anggota dewan juri Pegasus Oil Indonesia (1984) dan ketua dewan juri Sayembara Cerpen Suara Pembaruan (1991).

Sebagai penghormatan, ia dimakamkan dalam upacara kehormatan militer 'Apel Persada' di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta.

Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga

Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno