Cekricek.id – Ikan sidat merupakan hewan yang memiliki bentuk hampir mirip dengan belum. Namun, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang paling mencolok terletak di bagian siripnya. Ikan sidat memiliki sirip menyerupai telinga yang terletak di dekat kepalanya, sedangkan belut tidak memiliki sirip.
Ikan sidat tergolong ke dalam jenis ikan karnivora yang aktif pada malam hari. Hewan ini memakan ikan dan binatang air lain yang berukuran kecil dari bukaan mulutnya seperti udang, kepiting, cacing, larva chironomide, kerang-kerangan, serta molusca.
Ikan ini memiliki bentuk tubuh silindris dengan panjang antara 15 cm hingga 200 cm, kepalanya berbentuk bulat telur, ekornya pipih meruncing, serta letak mulutnya terminal.
Hewan ini hidup di dua alam yaitu air tawar dan air laut. Sidat akan menuju ke laut ketika dirinya sedang reproduksi. Saat sudah cukup besar, sidat akan kembali ke sungai atau air tawar. Siklus hidup ikan sidat ini terdiri dari enam fase yakni telur, pre-leptocephalus, eptocephalus, glass eel, dewasa, dan induk.
Terdapat 18 spesies ikan sidat yang ada di dunia, 12 spesies di antaranya tersebar di daerah tropis, sedangkan 7 spesies berada di Pasifik Barat hingga perairan Indonesia.
Kandungan gizi dari ikan sidat ini tidak jauh berbeda dengan ikan salmon. Ikan sidat kaya dengan beta karoten yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta menjauhkan diri dari radikal bebas. Kandungan zink dalam ikan ini dapat menjaga tekanan darah. DHA dan EPA pada ikan sidat ini baik bagi perkembangan otak.
Ikan sidat ini juga dipercaya dapat mengatasi masalah sistem kerja kardiovaskuler yang menyebabkan serangan jantung, nyeri dada, hingga stroke. Selain itu, ikat sidat mengandung vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia yakni vitamin B1, B2, dan A.
Namun, kini populasi sidat sendiri terancam karena pola penangkapan ikan yang dilakukan oleh manusia. Ikan sidat yang terbiasa tertangkap berukuran dewasa yang akan memijah ke laut. Hal ini tentunya membuat populasi sidat dewasa menjadi sangat terbatas bahkan terus berkurang.
Baca juga: Inilah 3 Ikan yang Harus Dikonsumsi Secara Rutin Karena Kaya Akan Manfaat
Belum lagi, manusia yang menggunakan racun, setrum, serta pagar perangkap dari bambu disinyalir jadi penyebab terhalangnya jalur migrasi ikan untuk berproduksi dan mengganggu keberlangsungan hidup fauna. [*/rik]
---
Baca berita terbaru hari ini hanya di Cekricek.id