Pekanbaru, Cekricek.id - Sumber daya alam dan lingkungan hidup memainkan peran krusial dalam menjamin kelangsungan pembangunan dan keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Bidang ini menjadi tulang punggung dalam menyediakan kebutuhan vital seperti pangan, energi, dan air, serta menjadi penyangga sistem kehidupan secara keseluruhan. Kebijakan dan capaian yang diraih dalam bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi modal utama pembangunan untuk meningkatkan daya saing ekonomi dan menjaga kualitas lingkungan hidup secara berkelanjutan.
Pertanian
Sub sektor tanaman pangan di Riau meliputi padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, kacang tanah, ubi jalar, kacang kedelai, dan kacang hijau. Data terkait tanaman pangan ini mencakup luas panen dan produksi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Luas panen tanaman padi mengalami sedikit kenaikan selama periode 2015, yaitu sebesar 1,42 persen dari 106.037 hektar menjadi 107.546 hektar. Kabupaten Indragiri Hilir mencatatkan panen padi sawah terluas dengan 28.553 hektar, sedangkan panen padi ladang terluas terjadi di Kabupaten Rokan Hulu dengan 13.378 hektar.
Pada tahun 2015, produksi tanaman padi mencapai 393.917 ton, terdiri dari 345.441 ton padi sawah dan 48.476 ton padi ladang. Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kabupaten Siak menjadi daerah dengan produksi padi sawah terkonsentrasi.
Baca juga: Potret Penggunaan Lahan di Riau
Perkebunan
Perkebunan memegang peran penting dalam pengembangan pertanian di Riau, baik di tingkat nasional maupun regional. Komoditas utama yang menjanjikan potensi besar di daerah ini adalah kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, dan pinang.
Berdasarkan data tahun 2015, terdapat perubahan luas area tanaman pada beberapa komoditas, terutama kelapa sawit. Luas area perkebunan kelapa sawit mencapai 2.424.545 hektar, sedangkan kelapa 515.168 hektar, karet 501.788 hektar, dan kopi 4.640 hektar.
Produksi tanaman perkebunan di Riau juga menunjukkan hasil yang positif. Pada tahun 2015, produksi kelapa sawit mencapai 7.841.947 ton, kelapa 421.465 ton, karet 374.901 ton, dan kopi 2.843 ton.
Data ini menunjukkan bahwa sektor perkebunan di Riau memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dan berkontribusi pada perekonomian daerah dan nasional.
Peternakan
Pembangunan sub sektor peternakan di Riau tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak, tetapi juga untuk meningkatkan gizi masyarakat dan pendapatan peternak.
Pada tahun 2015, populasi ternak di Riau tercatat sebagai berikut:
- Sapi: 229.634 ekor
- Kerbau: 39.367 ekor
- Sapi perah: 140 ekor
- Kambing: 195.827 ekor
- Domba: 7.354 ekor
- Babi: 48.033 ekor
Pada tahun yang sama, tercatat pula jumlah ternak yang dipotong:
- Sapi: 53.207 ekor
- Kerbau: 10.358 ekor
- Kambing: 63.840 ekor
- Domba: 1.202 ekor
- Babi: 30.606 ekor
Produksi daging sapi pada tahun 2015 mencapai 8.676 ton. Sementara itu, produksi telur mencapai 4.403.583 butir yang berasal dari ayam petelur, ayam kampung, dan itik.
Data ini menunjukkan bahwa sub sektor peternakan di Riau memiliki potensi besar untuk dikembangkan dan berkontribusi pada ketahanan pangan dan ekonomi daerah.
Perikanan
Provinsi Riau memiliki potensi besar di bidang perikanan, dengan mayoritas produksi berasal dari perikanan laut. Pada tahun 2015, dari total produksi ikan sebanyak 209.691,0 ton, sebanyak 105.296,3 ton atau 50,21 persen dihasilkan dari perikanan laut. Sementara itu, 104.394,7 ton sisanya berasal dari perairan umum, tambak, kolam keramba, keramba, sawah, tambak, dan jaring apung.
Kabupaten/kota penghasil ikan terbanyak di Riau pada tahun 2015 adalah:
- Kabupaten Kampar: 60.195,3 ton (28,71 persen)
- Kabupaten Rokan Hilir: 54.907,5 ton (26,18 persen)
- Kabupaten Indragiri Hilir: 52.312,7 ton (24,95 persen)
Sisanya, sebanyak 42.275,5 ton (20,16 persen) tersebar di kabupaten/kota lainnya.
Nilai produksi perikanan di Riau pada tahun 2015 tercatat sebesar 4.447,67 miliar rupiah. Namun, angka ini mengalami penurunan sebesar 313,08 miliar rupiah dibandingkan tahun 2014.
Kehutanan
Hutan di Provinsi Riau memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas tanah dan keseimbangan alam. Luas hutan di Riau mencapai 9,02 juta hektar, terbagi menjadi:
- Hutan lindung: 234.015 hektar (2,59 persen)
- Hutan produksi tetap: 2.331.891 hektar (25,85 persen)
- Hutan produksi terbatas: 1.031.600 hektar (11,44 persen)
- Hutan suaka alam: 633.420 hektar (7,01 persen)
Pada tahun 2015, produksi kayu olahan di Riau tercatat:
- Kayu gergajian: 6.670,51 m3
- Kayu lapis: 78.956,47 m3
Namun, di balik potensinya, sektor kehutanan di Riau juga dihadapkan dengan beberapa tantangan, salah satunya adalah lahan kritis. Pada tahun 2015, luas lahan kritis di Riau mencapai 4,79 juta hektar, dengan lokasi terluas di:
- Kabupaten Pelalawan: 850.080,25 hektar (17,73 persen)
- Kabupaten Indragiri Hilir: 558.237,16 hektar (11,65 persen)
- Kabupaten Bengkalis: 536.556,56 hektar (11,19 persen)
Pertambangan
Provinsi Riau memiliki potensi besar dalam hal sumber daya alam, khususnya minyak bumi dan gas. Pada tahun 2015, produksi minyak bumi di Riau mencapai 83,03 juta barel.
Selain minyak mentah, Riau juga memiliki sumber daya alam potensial lainnya, seperti gambut dan batubara.
Itulah gambaran umum sumber daya alam Riau. Informasi ini dikutip dari dokumen KLHS RTRW Provinsi Riau 2018-2038.
Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Channel Cekricek.id.