Berita terkini: dokter Tirta mengungkapkan bahwa makan berlebihan saat berbuka puasa dan sahur dapat meningkatkan kolesterol.
Cekricek.id – Setelah sepanjang hari berpuasa, waktu puasa biasanya dijadikan sebagai ajang balas dendam dengan cara makan dalam porsi besar atau makan berlebihan.
Kebiasaan seperti itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh. Jika seseorang makan berlebihan saat berbuka puasa akan meningkatkan kolesterol dalam tubuh. Hal itu diungkapkan oleh dokter Tirta lewat akun Instagramnya.
“Apa sih yang menyebabkan berpuasa meningkatkan kolesterol?” tanya dokter Tirta.
Menjawab pertanyaannya tersebut, dokter Tirta menyebutkan bahwa pemicu kolesterol saat berpuasa adalah makan berlebihan ketika berbuka puasa.
“Contoh kamu berpuasa itu bukan balas dendam makan ketika buka. Ketika buka puasa kamu kalap,” ucap dokter Tirta.
Mulai dari makanan berminyak seperti gorengan hingga konsumsi makanan bersantan saat berbuka puasa menjadi pemicu kolesterol meningkat.
“Makan gorengan banyak dari minyak-minyak jenuh yang digoreng berkali-kali. Terus makan sate-satean. Makan jeroan, makan daging-dagingan, santan semua kamu lalap tu habis buka puasa,” lanjutnya.
Kemudian, setelah salat tarawih dilanjutkan lagi hingga waktu sahur dengan makan berlebihan. Jika pola makan seperti itu yang kita terapkan di bulan Ramadan maka berisiko pada kesehatan tubuh kita. Salah satu resikonya adalah kadar kolesterol dalam tubuh akan meningkat.
“Terus pas teraweh kamu makan lagi. Terus kamu pas sahur makan sebanyak mungkin. Apa yang terjadi? Tubuh kita itu ada batasnya kalau kamu terlalu banyak makan otomatis ya lemak-lemak itu akan diolah dan membebani kerja hati dan empedu. Akhirnya kadar kolesterol jadi tinggi,” tuturnya.
Apabila kadar kolesterol dalam tubuh kamu melebihi kadar normalnya, gejala pertama yang akan kamu rasakan adalah badan pegal-pegal, kehilangan konsentrasi, dan tensi menjadi tinggi.
“Gejalanya apa ketika total kolesterol tinggi melebihi kadar normal yaitu 200. Gejala pertamanya kita jadi pegal-pegal nggak fokus, badan jadi nggak enak, dan paling nggak enak tensinya menjadi tinggi,” ucap dokter Tirta.
Lebih lanjutnya, dokter Tirta menyarankan masyarakat Indonesia untuk tidak kalap ketika berbuka puasa dan makan di waktu sahur.
Baca Juga: Aksi 11 April, Pedagang Es Keliling Laris Manis, Netizen: Sudah Dipastikan Tidak Puasa
“Nah, kamu jangan kalap. Ketika sahur juga jangan kalap. Tetap makan yang cukup. Tubuh kita itu sudah mempunyai kompensasi yangs angat tinggi,” ujarnya.