Peneliti dari Scripps Research mengungkap misteri di balik kenaikan nafsu makan saat terpapar suhu dingin. Temuan ini membuka peluang terapi baru untuk kesehatan metabolisme dan penurunan berat badan.
Cekricek.id - Sebuah terobosan ilmiah baru telah ditemukan oleh para ilmuwan dari Scripps Research yang mengungkap bagaimana suhu dingin dapat meningkatkan nafsu makan. Fenomena ini, yang telah lama menjadi misteri, kini mulai terpecahkan.
Ketika mamalia terpapar suhu dingin, insting alami mereka adalah membakar lebih banyak energi untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Hal ini menyebabkan lonjakan penggunaan energi yang mendorong peningkatan nafsu makan. Namun, mekanisme spesifik yang mengendalikannya belum sepenuhnya dipahami.
Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature, tim dari Scripps Research berhasil mengidentifikasi sirkuit otak yang bertanggung jawab atas peningkatan nafsu makan ini saat suhu rendah. Mereka menemukan sekelompok neuron yang berfungsi sebagai "tombol" untuk perilaku mencari makan yang dipicu oleh suhu dingin pada tikus.
"Ini adalah mekanisme adaptif dasar pada mamalia. Menargetkannya dengan pengobatan di masa depan mungkin memungkinkan peningkatan manfaat metabolisme dari suhu dingin atau bentuk pembakaran lemak lainnya," ungkap Profesor Li Ye, penulis senior studi ini.
Salah satu observasi awal yang menarik adalah tikus mulai meningkatkan perilaku mencari makan mereka setelah keterlambatan sekitar enam jam saat terpapar suhu dingin. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan perilaku ini bukanlah hasil langsung dari deteksi suhu dingin.
Dengan menggunakan teknik pemindaian otak canggih, tim peneliti membandingkan aktivitas neuron selama kondisi dingin dan hangat.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar aktivitas neuron di seluruh otak menurun saat suhu dingin, namun bagian dari wilayah thalamus menunjukkan aktivasi yang lebih tinggi.
Tim kemudian fokus pada sekelompok neuron spesifik di thalamus, yang aktivitasnya meningkat tajam saat tikus mulai mencari makan karena suhu dingin. Saat makanan lebih sedikit tersedia saat suhu dingin, aktivitas neuron ini meningkat lebih besar lagi.
Eksperimen lebih lanjut menunjukkan bahwa neuron ini berkomunikasi dengan area otak lain yang dikenal berperan dalam mengatur perilaku makan. Hasil ini menunjukkan potensi klinis yang signifikan, karena dapat membantu mengembangkan terapi yang memblokir peningkatan nafsu makan yang biasanya dipicu oleh suhu dingin.
Profesor Ye menambahkan, "Salah satu tujuan utama kami sekarang adalah mencari tahu bagaimana memisahkan peningkatan nafsu makan dari peningkatan pengeluaran energi. Kami juga ingin mengetahui apakah mekanisme peningkatan nafsu makan ini juga berlaku saat tubuh membakar energi ekstra, misalnya setelah berolahraga."
Dengan demikian, penelitian ini membuka peluang baru dalam pengembangan terapi penurunan berat badan yang lebih efektif dan berbasis ilmiah. Sebuah langkah maju dalam upaya memahami dan mengatasi tantangan kesehatan global yang terus meningkat.