Cekricek.id - Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) merespons video penolakan bantuan yang diberikan oleh Menteri Agama untuk musibah gempa bumi yang terjadi di Pasaman Barat dan Pasaman.
LKAAM Sumbar menegaskan bahwa video penolakan bantuan dari Menag yang beredar dan viral di media sosial tersebut adalah hoaks alias berita palsu.
Ketum LKAAM Sumbar Fauzi Bahar menegaskan akan mengambil langkah tegas kepada orang yang membuat dan menyebarkan video hoaks tersebut.
Fauzi Bahar mengatakan video penolakan dari LKAAM Sumbar yang beredar dan viral di video sengaja dibuat oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menyudutkan LKAAM Sumbar.
"Kita akan ambil tindakan tegas terhadap oknum yang membuat dan menyebarkan video tersebut," kata Fauzi Bahar dalam rilis yang diterbitkan oleh Biro Komunikasi, Informasi dan Dokumentasi LKAAM Sumbar, Sabtu (5/3/2022).
lebih lanjut Fauzi Bahar menjelaskan bahwa dana bantuan yang diberikan oleh Menteri Agam tersebut berasal dari pemerintah, bukan dari uang pribadi menteri agama.
Oleh karena itu menurut Fauzi Bahar tidak ada alasan untuk menolak bantuan yang diberikan tersebut. Bantuan tersebut juga diperuntukkan untuk pembangunan masjid dan musala sebesar Rp2,3 miliar yang rusak akibat gempa bumi.
Dalam keterangannya, Fauzi Bahar menjelaskan bahwa pernyataan dirinya terkait menteri agama adalah melarang dan mengharamkan menteri agam untuk datang dan menginjakan kakinya di Sumatra Barat.
Hal itu, menurut Fauzi karena pernyataan Menag yang membandingkan suara mik azan dengan suara gonggongan anjing.
"Saya tidak pernah mencabut pernyataan dan tetap mengharamkan Menag menginjakkan kaki di tanah Minangkabau," kata Fauzi Bahar, mantan Walikota Padang dua periode ini.
Mantan Wali Kota Padang ini menegaskan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh menteri agama tersebut telah menyakiti perasaan masyarakat Minang.
Juru bicara Niniak Mamak Kabupaten Kota se Sumatra Barat (Sumbar) Hendri Donal Datuak Panduko Nan Bagonjong pun mengatakan yang sama.
Pihaknya mengucapkan terima kasih atas bantuan menag kepada korban gempa di Pasaman dan Pasaman Barat, namun hal itu tidak bisa menghapus luka di hati masyarakat Minangkabau atas ucapan Menag terkait aturan penggunaan pengeras suara tersebut.
"Kami berterima kasih atas bantuan Menteri Agama kepada masyarakat korban gempa bumi di Pasaman Barat. Tetapi bantuan tersebut tidak dapat menghapus luka hati kami atas pernyataan yang membandingkan suara azan dengan suara gonggongan anjing," kata Hendri.