Para biologis menemukan ribuan kelelawar seukuran ngengat di gua terbesar Kepulauan Pasifik, memberikan harapan baru bagi spesies yang hampir punah.
Cekricek.id - Dengan bimbingan penduduk setempat, para biologis kelelawar memasuki gua di pulau terpencil Vanua Balavu, Fiji. Melalui tantangan berupa tebing batu, kolam bawah tanah, dan tumpukan guano, mereka menemukan ruangan besar yang dipenuhi oleh kelelawar ekor selubung Pasifik. Kris Helgen, ahli mamalia dari Australian Museum Research Institute, menggambarkannya sebagai momen yang memukau.
Ribuan kelelawar terbang di sekitar Helgen, memberinya pengalaman yang tak terlupakan. Ekspedisi pada bulan April yang dipimpin oleh Conservation International ini tidak hanya menemukan gua kelelawar terbesar di Kepulauan Pasifik, tetapi juga memberikan harapan baru bagi spesies yang hampir punah.
Kelelawar ekor selubung Pasifik memiliki bulu coklat lembut dan beratnya hanya lima gram. Sebelum manusia menyeberangi Pasifik, kelelawar kecil ini telah melakukan perjalanan luar biasa melalui udara. Kepulauan Pasifik dikenal memiliki 191 spesies kelelawar, mulai dari kelelawar pemakan serangga hingga kelelawar pemakan buah dengan rentang sayap satu meter.
Kelelawar ekor selubung pernah menjadi mamalia paling umum di Pasifik, namun kini menjadi salah satu yang paling terancam. Sekarang, empat subspesies yang diakui hanya ditemukan di beberapa pulau di Mikronesia dan Fiji.
Fiji dikenal sebagai benteng terakhir bagi subspesies kelelawar ekor selubung, menurut Siteri Tikoca, biolog konservasi asal Fiji. Namun, populasi kelelawar di Fiji juga mengalami penurunan drastis.
Beberapa tempat persembunyian kini kosong tanpa kelelawar. Tikoca mengingat bagaimana dia menghitung sekitar 1.000 kelelawar di gua di pulau Taveuni pada 2018. Namun, pada 2019, hanya beberapa ratus yang tersisa.
Menemukan koloni kelelawar yang sehat di gua Vanua Balavu memberikan harapan baru bagi Tikoca. Namun, situasi di Taveuni menekankan pentingnya perlindungan. "Jika kita tidak bertindak di Fiji, kita bisa kehilangan subspesies ini selamanya," kata Tikoca.
Conservation International berencana bekerja sama dengan komunitas adat setempat untuk melindungi gua ini. Helgen mengapresiasi upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian kelelawar. Kelelawar pemakan serangga ini memiliki peran penting dalam ekosistem, mengendalikan hama tanaman dan nyamuk pembawa penyakit.
Mengetahui lebih lanjut tentang ekologi kelelawar ini sangat penting, kata Tikoca. Ini menjadi langkah awal untuk memindahkan kelelawar ke habitat aslinya. "Penemuan ini sangat mengesankan dan menjadi kemenangan besar bagi spesies ini," kata Jon Flanders dari Bat Conservation International dalam laporannya. Penemuan ini menunjukkan bahwa masih banyak yang belum kita ketahui tentang kelelawar.