Berita terbaru: Pendeta Saifuddin Ibrahim minta kurikulum pesantren dirombak, karena pesantren menghasilkan teroris
Cekricek.id - Pendeta Saifuddin Ibrahim meminta Menteri Agama untuk mengubah kurikulum.
Permintaan pengubahan kurikulum tersebut ia sampaikan karena merasa sejumlah kurikulum yang kini ada di sekolah tidak sesuai.
Penekanan ini, lebih kepada sejumlah kurikulum yang kini diselenggarakan di sekolah Islam berbasis pesantren mulai dari tingkat madrasah hingga perguruan tinggi.
Saifuddin Ibrahim menilai jika kebanyakan kurikulum tersebut justru melahirkan generasi radikal serta lambat laun menjadi sumber kekacauan.
"Karena pesantren itu melahirkan generasi radikal semua," ujarnya dalam tayangan akun YouTube Batasi Narasi yang diunggah pada Senin (14/3/2022).
Ia juga menyarankan kepada Menteri Agama agar jangan pernah takut untuk merombak kurikulum yang kini tengah berlaku.
Dari pandangannya, tidak hanya kurikulum tetapi sejumlah guru-guru juga ikut melahirkan kaum radikal yang membawa dampak negatif bagi kemajuan bangsa.
Pria paruh baya ini menuturkan hal tersebut berdasarkan pengalaman pribadinya.
Karena dulu ia juga sempat mengenyam pendidikan di pesantren yang berada di daerah Indramayu.
Ia juga memaparkan bahwa belajar di pesantren justru menjadi pusat kelahiran generasi teroris.
"Guru-guru melahirkan kaum radikal seperti saya dulu radikal, karena saya belajar di pesantren di Indramayu itu pusat teroris Pak. Itu melahirkan teroris yang berdasi, saya gurunya di pesantren Az zaitun dan saya mengerti," jelasnya.
Terlebih ia juga menyorot sejumlah ayat Alquran agar tidak diajarkan di pesantren. Karena justru berpotensi mendidik seorang anak berkarakter kasar.
Menilai Pesantren Menghasilkan Teroris
Maka dari itu, ia menilai tidak mengherankan apabila seseorang yang keluar dari pesantren justru memilih untuk menghancurkan diri sendiri.
Dari penjelasannya ia memaparkan bahwa ia menyadari bahwa semua lulusan pesantren ini justru ujung-ujungnya menjadi teroris.
Pandangan negatifnya terhadap santri yang tamatan dari pesantren berkaca dari berbagai kasus yang ada.
Sementara tidak ada satupun siswa yang berasal dari sekolah Kristen justru berujung menjadi teroris.
"Kita sadar semua teroris itu datang dari pesantren, nggak ada dari sekolah Kristen nggak mungkin," tandasnya.
Serta pendeta Saifuddin Ibrahim juga berharap agar polisi tentara serta pegawai negeri sipil dapat netral dalam bersikap terutama memberikan pelayanan.
Baca Juga: Pendeta Saifuddin Ibrahim Minta Menteri Agama Hapus 300 ayat Alquran
Jangan sampai para aparatur negara ini justru membedakan orang berdasarkan golongan serta agama.