Cekricek.id, Jakarta - Sebuah studi genomik mengungkap bahwa tomat leluhur kentang, berevolusi melalui hibridisasi dengan tanaman Etuberosum sekitar 9 juta tahun lalu. Temuan ini dipublikasikan 31 Juli 2025 dan disebut sebagai salah satu analisis terbesar terhadap genom kentang liar.
"Tomat adalah ibu dan Etuberosum adalah ayahnya. Namun hal ini tidak terlihat jelas pada awalnya," kata Sanwen Huang, profesor Institut Genomik Pertanian di Shenzhen, Cina, dikutip dari The Guardian, Senin (4/8/2025).
Tim peneliti menganalisis 450 genom kentang budidaya dan 56 spesies liar. Hasilnya, ditemukan dua gen penting: SP6A dari tomat dan IT1 dari Etuberosum. Saat bergabung, keduanya memicu terbentuknya umbi bertepung yang khas pada kentang.
"Penelitian ini merupakan terobosan baru. Penelitian ini menunjukkan bagaimana peristiwa hibridisasi dapat memicu munculnya organ baru dan bahkan mengarah pada garis keturunan baru dengan banyak spesies," ujar James Mallet, profesor biologi organisme dan evolusi Universitas Harvard.
Peneliti menyebut umbi membuat kentang mampu menyimpan energi, bertahan dari musim dingin, dan berkembang biak tanpa biji.
Baca Juga: Begini 7 Manfaat Campuran Jus Wortel dan Tomat
Adaptasi ini membantu kentang menyebar luas dari pegunungan Andes sebelum akhirnya didomestikasi manusia dan menjadi pangan pokok global. (*)