10.000 Orang Hilang Akibat Banjir Libya

Banjir Libya: Banjir besar di Libya menyebabkan sekitar 10.000 orang hilang. Derna, kota timur Libya, mengalami kerusakan parah akibat banjir setelah bendungan pecah.

Banjir Libya: Banjir besar di Libya menyebabkan sekitar 10.000 orang hilang. Derna, kota timur Libya, mengalami kerusakan parah akibat banjir setelah bendungan pecah. [Foto: Ist]

Banjir Libya: Banjir besar di Libya menyebabkan sekitar 10.000 orang hilang. Derna, kota timur Libya, mengalami kerusakan parah akibat banjir setelah bendungan pecah.

Cekricek.id - Dalam sekejap, bencana alam telah mengubah peta Libya. Menurut sumber resmi dari Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), diperkirakan ada sekitar 10.000 jiwa yang belum ditemukan pasca banjir dahsyat yang melanda negara tersebut.

Tamer Ramadan, pemimpin delegasi IFRC di Libya, mengungkapkan kepada para wartawan di Geneva melalui sambungan video dari Tunisia, "Dari sumber informasi independen kami, angka orang yang hilang mencapai 10.000."

Tragedi ini semakin memperparah kondisi di Derna, salah satu kota di bagian timur Libya. Sekitar seperempat dari wilayah kota ini telah lenyap ditelan banjir setelah bendungan di daerah tersebut jebol akibat badai. Seorang menteri dari pemerintahan yang mengendalikan wilayah timur mengkonfirmasi bahwa lebih dari 1.000 korban jiwa telah berhasil ditemukan hingga saat ini.

Dengan nada berat, Ramadan menambahkan, "Jumlah korban meninggal sangat besar dan diperkirakan bisa mencapai ribuan."

Dalam menghadapi bencana ini, IFRC sedang mempertimbangkan untuk segera mengajukan permohonan dana darurat guna mendukung korban banjir di Libya. Ramadan menjelaskan tantangan yang dihadapi saat ini meliputi akses ke fasilitas kesehatan dasar, pengelolaan tempat penampungan, serta kebutuhan makanan dan barang-barang non-makanan.

Ketika kita melihat ke belakang, kita akan menemukan bahwa bencana alam seperti ini bukan hanya sekedar angka. Ini adalah kisah nyata dari ribuan keluarga yang terpisah, rumah yang hancur, dan harapan yang pudar. Namun, di tengah kesedihan, kita juga melihat semangat solidaritas dan kerjasama.

Dalam menghadapi bencana, kolaborasi antar negara dan organisasi internasional menjadi sangat penting. IFRC, dengan dukungan dari berbagai pihak, berupaya keras memberikan bantuan dan solusi bagi korban banjir di Libya.

Namun, di balik semua upaya tersebut, ada kebutuhan mendesak untuk memahami dan mengatasi akar masalah yang mendasari bencana ini. Apakah ini akibat perubahan iklim? Atau mungkin ada faktor lain yang berkontribusi? Pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan jawaban agar kita dapat mencegah tragedi serupa di masa depan.

Baca Juga

Presiden Donald Trump memberikan pernyataan di Gedung Putih terkait gencatan senjata Iran-Israel
Trump Umumkan Kesepakatan Gencatan Senjata Iran-Israel
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Polemik Konstitusional Muncul Usai Trump Perintahkan Bombardir Iran
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong memberikan pernyataan pers terkait dukungan Australia terhadap serangan AS ke Iran
Australia Dukung AS Serang Iran: Iran Tidak Boleh Punya Senjata Nuklir
Donald Trump dan Benjamin Netanyahu berjabat tangan di Gedung Putih dengan bendera Amerika Serikat dan Israel di latar belakang
Netanyahu Berhasil Manfaatkan Trump untuk Menyerang Fasilitas Nuklir Iran
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Iran Luncurkan Rudal Balistik Khorramshahr-4 ke Israel Usai Serangan AS
Peta Selat Hormuz dan lokasi pangkalan militer Amerika Serikat di Bahrain yang menjadi target seruan serangan balasan Iran
Khamenei Diminta Balas Serangan AS dan Blokade Selat Hormuz