Herman Nicolas Ventje Sumual

Herman Nicolas Ventje Sumual adalah Tokoh Permesta yang lahir di Remboken, Minahasa, Sulawesi Utara 11 Juni 1923 dan meninggal di Jakarta, 28 Maret 2010.

Herman Nicolas Ventje Sumual. [Foto: Istimewa]

Siapa Herman Nicolas Ventje Sumual?

Herman Nicolas Ventje Sumual adalah Tokoh Permesta yang lahir di Remboken, Minahasa, Sulawesi Utara 11 Juni 1923 dan meninggal di Jakarta, 28 Maret 2010.

Ventje pernah belajar di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (1946-1948), Yogyakarta. Sembari kuliah, ia aktif sebagai perwira penghubung Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) dan diangkat menjadi Kepala Staf Brigade XVI dengan pangkat mayor.

Pada 2 Maret 1957 di Makassar, Letkol Ventje Sumual mengumumkan SOB (staat van oorlog en beleg/negara dalam keadaan bahaya) di Indonesia Timur, sekaligus memproklamirkan berdirinya Piagam Perjuangan Semesta (Permesta).

Ventje Sumual melanjutkan hidupnya sebagai pengusaha dan ‘partner’ Orde Baru. Meninggal dunia pada tanggal 28 Maret 2010 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, akibat menderita kanker.

Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga

Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Sumpah Terlarang dan Akhir Dinasti Kerajaan Koto Besar Takluk oleh Belanda
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Dari Tragedi Karbala ke Pantai Pariaman: Perjalanan Spiritual Tradisi Tabuik
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Siak Lengih dan Masjid Keramat: Warisan Spiritual yang Mengubah Wajah Kerinci
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Jejak Imperium Terlupakan: Kisah Kerajaan Melayu yang Menguasai Nusantara Selama 9 Abad
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Penelitian DNA Membuktikan Kekerabatan Suku Sakai dengan Minangkabau Pagaruyung
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno
Ketika Islam Menulis Ulang Sejarah Minangkabau: Jejak Spiritual dalam Tambo Kuno