Apa Itu Kabinet Ali Wongso?
Kabinet Ali Wongso lebih dikenal dengan Kabinet Ali 1. Kabinet ini merupakan kabinet koalisi dengan tulang punggungnya adalah PNI (Mr. Ali Sastroamijoyo), PIR dan NU (KH Zainul Arifin). Mr. Ali Sastro sebagai perdana menteri sedangkan Wongsonegoro dan KH Zainul Arifin sebagai wakil perdana menteri. Kabinet ini terbentuk setelah Kabinet Wilopo demisioner pada 3 Juni 1953.
Kabinet ini memiliki program-program untuk dalam dan luar negeri. Program untuk dalam negri di antaranya menangani masalah keamanan, Pemilihan umum, kemakmuran dan keuangan, Kemakmuran negara, Perburuhan, dan perundang-undangan dan penyelesaian masalah Irian Barat.
Meskipun pada masa Kabinet Ali 1 ini belum berhasil melaksanakan pemilu, namun kabinet ini sudah mampu selangkah lebih maju, yaitu berhasil membentuk panitia pemilihan umum pada 28 Oktober 1953 dengan ketua pelaksananya S. Hadikusuma.
Adapun program untuk politik luar negeri yaitu menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif, mengubah hubungan Indonesia-Belanda atas dasar Statuta Uni menjadi hubungan internasional biasa, mempercepat peninjauan kembali perjanjian KMB dan menghapus perjanjian yang merugikan negara.
Dari sekian banyak program kerja ada tiga hal yang merupakan keberhasilan kabinet ini, yaitu pertama, keberhasilan mengadakan perundingan dengan Belanda untuk menghapus Uni Indonesia-Belanda. Perundingan tersebut berhasil dilaksanakan pada 29 Juli 1954 dengan wakil dari Indonesia adalah Mr. Sunaryo dan dari Belanda Yoseph Luns.
Kedua, berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung (18 April 1955-24 April 1955) yang dihadiri oleh kepala pemerintahan dari 5 negara yaitu Indonesia (PM Mr. Ali Sastroamijoyoo, India (PM Jawaharlhal Nehru, Pakistan (PM Muhammad Ali, Brima (PM Unu) dan Srilangka (PM John Kotelawala). Konferensi Asia-Afrika tersebut menghasilkan Dasa Sila Bandung.
Kabinet Ali harus demisioner pada 24 Juli 1955, namun masih harus tetap bekerja sampai Kabinet Burhanudin HArahap dilantik pada 12 Agustus 1955.
Jatuhnya Kabinet Ali Wongso ini dilatarbelakangi oleh permasalahan angkatan darat. Hal yang menyangkut Bambang Utoyo sebagai KSAD yang baru dimana hal ini ditentang oleh Zulkifli Lubis.
Pertentangan ini disebabkan karena ia menganggap bahwa jabatan itu harusnya diserahkan pada ia karena saat itu jabatannya adalah wakil KSAD.
Zulkifli akhirnya memboikot pelantikan Bambang Utoyo pada 27 Juni 1955 sehingga pelantikan tersebut gagal dan hal inilah yang menyebabkan jatuhnya Kabinet Ali 1.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.