Siapa Asnawi Said?
Asnawi Said adalah nasionalis dan Anti Penjajah, keturunan ke-14 Sunan Kudus (Syekh Jafar Shodiq). Beliau juga pernah menggunakan nama Ilyas untuk berangkat haji dan belajar di Makkah.
Lahir di Damaran, Kudus pada 1281 H/1861 M. Putra dari pasangan H. Abdullah Husnin dan R Sarbinah, keduanya adalah pedagang konveksi yang cukup besar di kota Kudus.
Beliau terkenal sebagai ahli ilmu agama. Pernah belajar mengaji kepada KH. Irsyad Naib, di Mayong. Pada 1916, Kiai Asnawi mendirikan Madrasah Qudsiyyah di kawasan Menara Kudus. Beliau bersama teman-temannya membangun masjid Menara.
Asnawi Said pernah bergabung dengan pergerakan Sarekat Islam (SI), sebagai komisaris di Makkah. Sepulang dari Makkah, Kiai Asnawi dipercaya sebagai penasihat SI Kudus pada 1918.
Pada masa pendudukan Jepang, Kiai Asnawi pernah dituduh menyimpan senjata api, sehingga rumah dan pondok dikepung oleh tentara Jepang, beliau juga dibawa ke markas Kempeitai di Pati.
Kiai Asnawi juga menjadi sosok kiai yang turut mendirikan Nahdlatul Ulama bersama Kiai Hasyim Asy’arie, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Bisri Syansurie dan beberapa kiai lain pada 1926.
Beliau mempopulerkan shalawat, yang kemudian dikenal sebagai “Shalawat Asnawiyyah”.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.