Kisah Nuklir Tersembunyi di Dalam Cangkang Kura-Kura

Kisah Nuklir Tersembunyi di Dalam Cangkang Kura-Kura

Ilustrasi. [Canva]

Penelitian terbaru menunjukkan bagaimana cangkang kura-kura mencatat sejarah senjata nuklir. Temukan bagaimana para ilmuwan menggunakan teknologi canggih untuk mengungkap misteri ini.

Cekricek.id - Ledakan bom atom telah membentuk sejarah dan ekosistem di seluruh dunia. Dampaknya yang luas bahkan mendorong para ilmuwan untuk mempertimbangkan tanda-tanda senjata nuklir sebagai penanda era geologi baru, yaitu Anthropocene.

Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkap bahwa kura-kura yang berasal dari lokasi produksi dan peledakan nuklir memiliki jejak sejarah senjata ini di dalam cangkang mereka.

Dengan menggunakan spektrometer massa khusus, alat yang dapat mendeteksi komposisi kimia suatu material, para ilmuwan menemukan kadar uranium yang sangat kecil di dalam cangkang empat kura-kura, termasuk satu jenis laut dan satu jenis darat.

Kura-kura ini hidup di dekat lokasi nuklir sebelum dikumpulkan sebagai spesimen sejarah alam antara tahun 1950-an hingga 1980-an.

Dari sampel ini, para ilmuwan berhasil mencocokkan tanda-tanda isotop uranium dalam cangkang dengan profil khas yang dihasilkan oleh kedua jenis aktivitas nuklir tersebut.

Bahkan, pada salah satu cangkang kura-kura, para peneliti dapat melacak variasi kadar uranium di setiap lapisan konsentris yang terbentuk seperti cincin pohon, mencatat asupan uranium hewan tersebut sepanjang waktu. Hasil penelitian ini diterbitkan pada 22 Agustus di jurnal PNAS Nexus.

Pemecahan elemen radioaktif seperti uranium dan plutonium memberikan kekuatan pada senjata nuklir. Namun, proses pembuatan dan peledakan senjata ini juga melepaskan elemen-elemen tersebut ke lingkungan.

Elemen-elemen ini kemudian diserap oleh ekosistem setempat, terutama melalui tanah dan air, yang kemudian dikonsumsi oleh tumbuhan dan hewan.

Menariknya, cangkang yang dianalisis oleh tim peneliti tidak radioaktif karena kadar uraniumnya sangat kecil, sekitar satu bagian dari satu miliar, kata Cyler Conrad, salah satu penulis studi dan ilmuwan bumi di Pacific Northwest National Laboratory. Menurutnya, kesehatan kura-kura tersebut kemungkinan besar tidak terpengaruh oleh paparan nuklir.

Meskipun temuan uranium di dalam cangkang kura-kura mungkin tidak mengejutkan, namun Conrad dan timnya terkejut dapat mendeteksi jumlah uranium yang sangat kecil dan dapat mencocokkannya dengan jejak sejarah nuklir lokasi tersebut.

Conrad berharap teknik ini, yang sedang disesuaikan oleh timnya untuk digunakan dengan plutonium, dapat membantu para ilmuwan memahami di mana dan kapan aktivitas nuklir terjadi serta bagaimana material radioaktif berpindah dari tanah dan air ke tumbuhan dan hewan. Ia juga berharap teknik ini dapat digunakan untuk melacak paparan bahan bakar nuklir serta senjata.

Laura Martin, seorang sejarawan lingkungan dari Williams College yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa studi ini mengingatkan kita tentang dampak program nuklir AS, bukan hanya di Jepang, tetapi juga di Amerika sendiri.

Produksi dan peledakan eksperimental telah menyebarkan radiasi dan polusi lainnya ke lingkungan dan masyarakat Amerika, khususnya di wilayah barat dan seringkali di tanah adat penduduk asli, serta di Kepulauan Marshall. "Makalah ini menunjukkan bahwa kolonialisme nuklir bukan hanya sejarah manusia, tetapi juga berdampak pada seluruh biosfer," kata Martin.

Baca Juga

Terobosan Energi Abad Ini: Ilmuwan California Hasilkan Energi Bersih dari Teknologi Bintang!
Terobosan, Ilmuwan California Hasilkan Energi Bersih dari Teknologi Bintang!
Orang-orang banyak menyebut kura-kura merupakan hewan yang tak memiliki suara. Karena memang kura-kura terlihat tak pernah mengeluarkan suara-suara tertentu
Kura-Kura Ternyata Menghasilkan Suara Meskipun di Dalam Laut
Berita Riau Hari Ini: Target Pemprov Riau Turunkan Stunting di Bawah 10 Persen pada 2025
Target Pemprov Riau Turunkan Stunting di Bawah 10 Persen pada 2025
Lebih 500 Pondok Pesantren di Riau: Pemprov Siapkan Strategi Mewujudkan Santri Unggul
Lebih dari 500 Pondok Pesantren Berdiri di Riau: Pemprov Siapkan Strategi Mewujudkan Santri Unggul
Berita Riau Hari Ini: Bocah 7 Tahun Tenggelam di Sungai Batang Kuantan, Tim SAR Lakukan Pencarian
Bocah 7 Tahun Tenggelam di Sungai Batang Kuantan, Tim SAR Lakukan Pencarian
Fenomena Mumi Alami di San Bernardo, Kolombia: Misteri yang Belum Terpecahkan
Fenomena Mumi Alami di San Bernardo, Kolombia: Misteri yang Belum Terpecahkan