Inilah Kondisi Hidrologi Riau, Provinsi yang Dialiri Sungai Terdalam di Indonesia

Cekricek.id, Berita Riau Hari Ini: Inilah Kondisi Hidrologi Riau, Provinsi yang Dialiri Sungai Terdalam di Indonesia

Sungai Siak. [Foto: Dok. Cekricek.id]

Cekricek.id, Pekanbaru - Provinsi Riau memiliki sumber daya air yang beragam, baik air permukaan maupun air tanah. Air permukaan di Riau terdiri dari sungai, danau, dan lainnya. Sedangkan air tanah berupa cekungan air tanah (CAT), yang jumlahnya mencapai 3 buah, yaitu CAT Pekanbaru, CAT Jambi-Dumai, dan CAT Tulak.

Provinsi Riau memiliki 15 sungai, di antaranya 4 sungai utama, yaitu Sungai Rokan, Sungai Siak, Sungai Kampar, dan Sungai Indragiri. Keempat sungai utama ini memiliki arti penting sebagai prasarana perhubungan dan sumber air bagi masyarakat. Sungai-sungai tersebut mengalir dari pegunungan Bukit Barisan di bagian barat Provinsi Riau dan bermuara di Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.

Inilah Daftar 15 yang terdapat di 12 kabupaten/kota di Riau:

NoNama SungaiMuara
1Sungai KubuKec. Kubu Kabupaten Rokan Hilir
2Sungai BangkoKec. Bangko Kabupaten Rokan Hilir
3Sungai SinaboiKec. Bangko Kabupaten Rokan Hilir
4Sungai AlaKec. Dumai Barat Kota Dumai
5Sungai Bukit BatuKec. Bukit Batu Kabupaten Bengkalis
6Sungai Siak KecilKec. Sungai Apit Kabupaten Siak
7Sungai SiakKec. Sungai Apit Kabupaten Siak
8Sungai PenyengatKec. Sungai Apit Kabupaten Siak
9Sungai RokanKec. Bangko Kabupaten Rokan Hilir
10Sungai KamparKec. Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan
11Sungai GuntungKec. Kateman Kabupaten Indragiri Hilir
12Sungai GaungKec. Gaung Anak Serka Kabupaten Indragiri Hilir
13Sungai IndragiriKec. Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir
14Sungai RetehKec. Reteh Kabupaten Indragiri Hilir
15Sungai KatemanKec. Kateman Kabupaten Indragiri Hilir
Daftar 15 yang terdapat di 12 kabupaten/kota di Riau. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Provinsi Riau memiliki empat sungai utama, yaitu Sungai Indragiri, Sungai Kampar, Sungai Rokan, dan Sungai Siak. Dua di antaranya, yaitu Sungai Kampar dan Sungai Siak, merupakan sungai prioritas nasional.

Sungai Indragiri adalah sungai terpanjang di Riau, dengan panjang 645 kilometer. Sungai terdalam di Riau adalah Sungai Siak, dengan kedalaman 8-12 meter. Sungai Indragiri juga memiliki luas catchment area terluas, yaitu 32.525 km2. Sungai dengan debit terbesar di Riau adalah Sungai Indragiri, yaitu sebesar 2.760 m3/detik pada kondisi maksimal dan 65 m3/detik pada kondisi minimal.

Selain berfungsi sebagai transportasi air, sungai-sungai utama di Riau juga merupakan sumber air bagi masyarakat. Pada tahun 2015, keempat sungai tersebut merupakan pensuplai bahan baku sumber air terbesar, yaitu sebesar 8,34%. Sumber air lainnya berasal dari air bawah permukaan (air tanah).

Kondisi geomorfologi Riau menempatkan wilayah bagian timur sebagai kawasan bawahan dari wilayah bagian barat. Wilayah bagian barat merupakan hulu dari sungai-sungai yang mengalir di Riau dan bermuara di pantai timur. Akibatnya, wilayah bagian timur rentan terhadap bencana banjir dan genangan air.

Peristiwa banjir terbesar di wilayah bagian timur Riau terjadi pada tahun 2004, 2006, dan 2015. Bencana banjir dan genangan air terjadi hampir di seluruh wilayah muara sungai, seperti Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar, dan Sungai Indragiri/Batang Kuantan. Genangan air mencapai ketinggian 1-2,5 meter. Hal ini disebabkan oleh tingginya curah hujan di wilayah hulu dan berkurangnya daerah resapan air akibat penebangan hutan.

Inilah profil sungai utama Provinsi Riau pada tahun 2015:

  No  Nama SungaiPanjang (km)Kedalaman (m)Luas Catchment Area (Km2)Debit (m3/Detik)
Maks.Min.
1Rokan3256-828.3181.98048
2Siak3458-1214.0101.70045
3Kampar580631.3022.20049
4Indragiri6456-832.5252.76065
Profil Sungai Utama Provinsi Riau, 2015. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Pemenuhan kebutuhan air bersih Provinsi Riau tahun 2017 yang dikelola oleh beberapa perusahaan masih mengandalkan air sungai sebagai sumber air baku utama, yaitu sebesar 83,91%. Sumber air baku lainnya adalah waduk sebesar 15,91% dan mata air sebesar 0,18%.

Sumber air baku Provinsi Riau berdasarkan data tahun 2017 adalah sebagai berikut:

Sumber AirTahun
201220132014201520162017
Sungai (m3)18.381.88218.493.99119.097.69121.135.29321.965.851,1021.696.120
Waduk (m3)399.764399.958388.771358.028361.889,904.114.139
Mata Air (m3)298.027299.958242.55974.59292.078,8046.765
Lainnya (m3)990.986993.2471.171.0851.380.7651.393.825,300
Jumlah (m3)20.070.65920.187.15420.900.10622.948.67823.813.645,1025.857.024
Pertumbuhan (%)0,030,583,539,83,778,58
Sumber air baku Provinsi Riau berdasarkan data tahun 2017. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah daratan yang terhubung dengan sungai dan anak-anak sungainya. DAS berfungsi untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan ke danau atau laut secara alami. Provinsi Riau memiliki empat DAS, yaitu DAS Rokan, DAS Siak, DAS Kampar, dan DAS Indragiri.

DAS Indragiri

Daerah Aliran Sungai (DAS) Indragiri adalah salah satu DAS di Indonesia yang berhulu di Pegunungan Bukit Barisan dan berhilir di pantai timur Sumatera. Secara geografis, DAS Indragiri terletak di antara garis bujur 100o18’41” BT sampai dengan 103o49’06” BT dan garis lintang 00o09’32” LS sampai dengan 01o08’14” LS.

Luas DAS Indragiri adalah sebesar 2.270.499,04 Ha. Secara administrasi, DAS Indragiri terletak di tiga provinsi, yaitu Riau, Sumatera Barat, dan Jambi. Luas DAS Indragiri yang berada di Riau adalah 66,95%, yang meliputi 5 kabupaten. Luas DAS Indragiri yang berada di Sumatera Barat adalah 33%, yang meliputi 13 kabupaten/kota. Dan luas DAS Indragiri yang berada di Jambi adalah 0,05%, yang meliputi 1 kabupaten.

Inilah luas wilayah DAS Indragiri pada Kabupaten/Kota:

ProvinsiKabupaten/KotaLuas (Ha)Luas (%)
 Sumatera BaratKabupaten Agam30.134,811,33
Kabupaten Dharmasraya9.109,810,40
Kabupaten Lima Puluh Koto118.286,815,21
Kabupaten Padang Pariaman992,480,04
Kabupaten Pasaman203,860,01
Kabupaten Sijunjung221.646,779,76
Kabupaten Solok186.555,578,22
Kabupaten Tanah Datar122.132,415,38
Kabupaten Bukittinggi4.232,440,19
Kota Padang Panjang3.937,470,17
Kota Payakumbuh8.930,920,39
Kota Sawah Lunto37.384,671,65
Kota Solok5.764,000,25
RiauKabupaten Indragiri Hulu616.581,7727,16
Kabupaten Indragiri Hilir624.347,5627,50
Kabupaten Kuantan Singingi272.564,0012,00
Kabupaten Pelalawan4.203,580,19
Kabupaten Kampar2.321,840,10
JambiKabupaten Bungo Tebo1.166,190,05
Jumlah2.270.499,04100,00
Luas Wilayah DAS Indragiri Dirinci per Kabupaten. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Jenis penggunaan lahan di DAS Indragiri sangat beragam. Ada air tawar, hutan, landasan udara, pasir darat, pemukiman, perkebunan, rawa, sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan tanah ladang.

Secara lengkap luas dari masing-masing penggunaan lahan tersebut disajikan sebagai berikut:

NoPenggunaan LahanLuas (Ha)
1Air Tawar20.007,94
2Hutan519.123,39
3Lanud Domestik400,40
4Pasir Darat50,88
5Pemukiman26.647,22
6Perkebunan99.767,45
7Rawa405.095,90
8Sawah Irigasi98,15
9Sawah Tadah Hujan240.899,29
10Tanah Ladang958.408,41
 Jumlah2.270.499,04
Penggunaan Lahan DAS Indragiri Beserta Luasannya. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

DAS Terpadu DTA Waduk Koto Panjang

Daerah Tangkapan Air Waduk Koto Panjang (DTA Waduk Koto Panjang) merupakan bagian dari daerah aliran sungai (DAS) Kampar yang memiliki peranan penting. DTA Waduk Koto Panjang berfungsi sebagai pengumpulan air dan penyedia air untuk Waduk Koto Panjang.

Luas DTA Waduk Koto Panjang berdasarkan batas administrasi provinsi adalah sebagai berikut:

NoProvinsiLuas (Ha)Persentase (%)
1Riau90.95029
2Sumatera Barat228.24171
3Jumlah313.800100
Luas DTA Koto Panjang Berdasarkan Batas Administrasi Provinsi. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Secara geomorfologis, DTA Waduk Koto Panjang sebagian besar berupa bentukan struktural, yaitu sekitar 60%. Bentuk lahan ini mudah dikenali dari banyaknya punggungan bukit yang terjal dan tidak beraturan. Hal ini disebabkan oleh adanya patahan atau sesar yang kemudian mengalami pengikisan. Sebagian punggungan bukit tersebut juga telah mengalami pelapukan lebih lanjut, sehingga membentuk perbukitan berombak dan perbukitan kecil.

Bentuk lahan ini dikelompokkan sebagai bentuk lahan denudasional, yaitu bentuk lahan yang terbentuk akibat proses pengikisan. Bentuk lahan struktural biasanya terbentuk di atas batuan yang relatif keras, seperti batuan vulkanis dan metamorf. Sedangkan bentuk lahan denudasional terbentuk di atas batuan yang relatif lunak, seperti batuan sedimen.

Berikut adalah luas bentukan asal dan satuan geomorfologi serta proporsinya di DTA Waduk Koto Panjang, Provinsi Riau:

NoBantukan AsalSatuan GeomorfologiLuas (Ha)Luas Bentukan Asal (Ha)Proporsi (%)
1FluvialCuesta pada batu pasir dengan lereng landai.3652.6013
Dataran banjir antar perbukitan.377  
Sabuk meander dengan tanggul lebar.  860  
Teras sungai berombak sampai bergelombang.  999  
2StrukturalIgir asimetris tak terorientasi pada sedimen campuran.  23.89954.31460
Igir asimetris terkikis kuat pada batu pasir dan batu lanau.  14.977  
Igir dengan lereng curam dan lurus pada batuan sedimen.    938  
Igir memanjang sangat curam pada batuan metamorf.  7.811  
Igir memanjang sangat curam pada batuan vulkanik basalt  102  
Igir sangat curam pada sedimen tufaan1.711  
Igir terorientasi pada batuan metamorf4.877  
3DenudasionalPerbukitan berombak sampai bergelombang pada sedimen campuran  29134.03437
Perbukitan berombak sampai bergelombang pada sedimen tufaan    5.284  
Perbukitan kecil pada batuan metamorf campuran    110  
Perbukitan kecil pada batuan sedimen campuran  3.506  
Perbukitan kecil pada batuan sedimen tufaan12.411  
Genangan Waduk12.432  
TOTAL 90.950100
Luas Bentukan Asal Dan Satuan Geomorfologi serta Proporsinya di DTA Waduk Koto Panjang, Provinsi Riau. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Curah hujan yang tinggi dan pelapukan yang intensif menyebabkan tanah di DTA Waduk Koto Panjang didominasi oleh ultisol, terutama kandiudult dan kanhapludult. Selain itu, juga terdapat inceptisol, yaitu tanah muda yang sedang berkembang, terutama dystropepts.

Berikut luas dan jenis tanah dan proporsinya di DTA Waduk Koto Panjang Provinsi Riau:

NoJenis TanahLuas (Ha)Proporsi (%)
1Dystropepts3.3064
2Dystropepts, Haplohumults, Hapludox, Humitropepts8.1279
3Dystropepts, Hapludults, Hapludox3.3144
4Dystropepts, Kandiudults14.40616
5Dystropepts, Kanhapludults, Hapludults3.7754
6Humitropepts, Dystropepts2.2722
7Kandiudults, Dystropepts, Hapludox5.0566
8Kandiudults, Dystropepts, Hapludults, Hapludox7511
9Kandiudults, Hapludox, Humitropepts2.1312
10Kandiudults, Hapludox, Paleudults, Dystropepts14.87516
11Kanhapludults, Dystropepts, Hapludox15.94218
12Kanhapludults, Hapludults, Paleudults4.5605
13Genangan Waduk12.43214
 Total90.950100
Luas Jenis Tanah dan Proporsinya di DTA Waduk Koto Panjang Provinsi Riau. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Tanah ultisol umumnya kurang subur karena mengalami pelapukan yang cepat, terutama di daerah humid dengan curah hujan tinggi. Pelapukan ini menyebabkan bahan organik tanah berkurang, sehingga kandungan bahan organiknya rendah hingga sedang. Dari segi sifat fisiknya, tanah ultisol memiliki tekstur halus, struktur blok, permeabilitas lambat hingga baik, dan erodibilitas yang tinggi.

DAS Rokan

DAS Rokan merupakan salah satu DAS terbesar di Indonesia. Hulunya terletak di Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra Barat, dan hilirnya bermuara di Selat Malaka.

Secara astronomis, DAS Rokan terletak antara 0°3'58,03" LU - 2°18'6,39" LU dan 99°41'35,19" BT - 101°18'56,21" BT.

Secara administrasi, DAS Rokan mencakup wilayah tiga provinsi, yaitu Riau, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Luas wilayahnya mencapai 2.009.768 hektar, dengan rincian: Riau: 72%, Sumatra Barat: 11%, Sumatra Utara: 17%.

Secara rinci luas wilayah administrasi yang masuk di DAS Rokan adalah sebagai berikut:

NoKabupatenProvinsiLuas (Ha)Persentase (%)
1BengkalisRiau97.6264,86
2DumaiRiau57.6402,87
3KamparRiau10.9140,54
4Rokan HilirRiau609.26630,32
5Rokan HuluRiau628.08731,25
6SiakRiau34.1711,70
7Lima Puluh KotoSumatera Barat2.2701,70
8PasamanSumatera Barat232.66211,58
9Labuhan BatuSumatera Utara62.5493,11
10Mandailing NatalSumatera Utara24.5151,22
11Padang LawasSumatera Utara193.2639,62
12Padang Lawas UtaraSumatera Utara56.8052,83
 Jumlah 2.009.768100,00
Luas Wilayah DAS Rokan Dirinci per Kabupaten. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Di DAS Rokan, terdapat berbagai jenis penggunaan lahan, di antaranya:

  • Hutan lahan kering primer, yaitu hutan yang belum pernah mengalami gangguan manusia.
  • Hutan lahan kering sekunder, yaitu hutan yang pernah mengalami gangguan manusia, tetapi telah kembali pulih.
  • Hutan rawa sekunder, yaitu hutan yang tumbuh di lahan rawa dan pernah mengalami gangguan manusia, tetapi telah kembali pulih.
  • Hutan tanaman, yaitu hutan yang sengaja ditanam oleh manusia.
  • Land clearing, yaitu pembukaan lahan untuk kepentingan tertentu.
  • Permukiman, yaitu kawasan yang digunakan untuk tempat tinggal manusia.
  • Perkebunan, yaitu kawasan yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman perkebunan, seperti kelapa sawit, karet, dan sawit.
  • Pertambangan, yaitu kawasan yang digunakan untuk kegiatan pertambangan.
  • Pertanian lahan kering, yaitu kawasan yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman pertanian, seperti padi, jagung, dan kedelai.
  • Pertanian lahan kering bercampur semak, yaitu kawasan yang digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman pertanian dan semak belukar.
  • Sawah, yaitu kawasan yang digunakan untuk menanam padi.
  • Semak belukar rawa, yaitu kawasan yang ditumbuhi oleh semak belukar di lahan rawa.
  • Tanah terbuka, yaitu kawasan yang tidak ditumbuhi oleh vegetasi.
  • Tubuh air, yaitu kawasan yang berisi air, seperti sungai, danau, dan rawa.
  • Vegetasi teratur tua, yaitu kawasan yang ditumbuhi oleh vegetasi yang telah tua dan telah mengalami penebangan.

Secara lengkap luas dari masing-masing penggunaan lahan tersebut adalah sebagai berikut:

NoPenggunaan LahanLuas (Ha)Persentase
1Hutan Lahan Kering Primer132.5406,59
2Hutan Lahan Kering Skunder178.4018,88
3Hutan Rawa Sekunder280.69013,97
4Hutan Tanaman181.1139,01
5Land Clearing80.1563,99
6Pemukiman4.0950,20
7Perkebunan334.81116,66
8Pertambangan22.4891,12
9Pertanian Lahan Kering300.05414,93
10Pertanian Lahan Kering Bercampur Semak325.79016,21
11Sawah29.2941,46
12Semak/Belukar96.1894,79
13Semak/Belukar Rawa1.1630,06
14Tanah Terbuka15.5720,77
15Tubuh Air24.5481,22
16Vegetasi Teratur Tua2.8640,14
 Total2.009.768100,00
Penggunaan Lahan DAS Rokan Beserta Luasannya. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

DAS Siak

Sungai Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia, dengan kedalaman mencapai 30 meter. Sungai ini mengalir di Provinsi Riau, melewati empat kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Bengkalis, Siak, Kampar, dan Pekanbaru.

Sungai Siak memiliki peran penting bagi masyarakat Riau. Sungai ini menjadi jalur transportasi utama, sarana perikanan, dan sumber air bagi masyarakat. Namun, kondisi Sungai Siak kini terancam.

Salah satu ancaman terbesar bagi Sungai Siak adalah menurunnya kualitas air. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti limbah industri, limbah rumah tangga, dan sedimentasi. Penurunan kualitas air menyebabkan hilangnya habitat alami ikan dan makhluk hidup lainnya.

Ancaman lain bagi Sungai Siak adalah abrasi. Abrasi terjadi akibat arus sungai yang deras dan sedimentasi. Abrasi menyebabkan tebing sungai longsor dan mengancam keselamatan masyarakat.

Banjir yang sering terjadi di Provinsi Riau juga merupakan indikator adanya perubahan ekosistem di Sungai Siak. Perubahan ekosistem ini disebabkan oleh perkembangan penduduk dan ekonomi di sekitar Sungai Siak. Perkembangan penduduk dan ekonomi mendorong berkembangnya kawasan budidaya dan permukiman. Hal ini menyebabkan berkurangnya lahan hijau dan meningkatnya penggunaan air.

DAS Siak terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian hulu dan hilir. Berikut pembagian wilayah secara detail:

Siak Hulu

Bagian hulu DAS Siak berasal dari dua sungai, yaitu Sungai Tapung Kanan dan Sungai Tapung Kiri. Sungai Tapung Kanan berhulu di Kabupaten Rokan Hulu dan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. Sungai Tapung Kiri berhulu di Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, dan Kecamatan Tapung Kiri Kabupaten Kampar. Kedua sungai menyatu di daerah Palas (Kabupaten Kampar) dan membentuk Sungai Siak Besar yang mengalir dekat Kota Pekanbaru.

Siak Hilir

Bagian hilir DAS Siak dimulai dari Sungai Siak Besar di desa Palas, Kabupaten Kampar. Sungai Siak Besar kemudian mengalir melewati Kota Pekanbaru, Kota Perawang, dan Kota Siak Sri Indrapura. Sungai Siak Besar bermuara di Tanjung Belit, Sungai Apit, Kabupaten Siak.

Berikut luas tiap sub DAS Siak dan Wilayah Administrasinya:

NoNama Sub DASKabupaten/Kota/KecamatanLuas
Ha%
1Tapung KananKab. Rokan Hulu (4 Kecamatan)148.033,308,1
2Tapung KiriKab. Kampar (8 Kecamatan)329.861,5129,1
3MandauKab. Bengkalis (2 Kecamatan)92.355,4213,0
4Siak HilirKota Pekanbaru (8 Kecamatan)65.653,845,8
Kab. Siak (11 Kecamatan)496.871,9743,8
JUMLAH1.132.776,04100,0
Luas tiap sub DAS Siak dan Wilayah Administrasi. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Hasil pengolahan data dan analisis menunjukkan bahwa perkebunan merupakan kelas penutupan lahan yang paling dominan di wilayah DAS Siak pada tahun 2009, dengan luas 472.301 hektar. Hutan tanaman industri (HTI) juga merupakan kelas penutupan lahan yang dominan, dengan luas 116.202 hektar. Pertanian lahan kering juga mendominasi kondisi penutupan lahan di wilayah DAS Siak, dengan luas 111.835 hektar. Ketiga kelas penutupan lahan tersebut terus mengalami perluasan dalam kurun waktu tahun 2000-2009, dan mendominasi kondisi penutupan lahan di setiap kabupaten/kota di wilayah DAS Siak. Tabel 2.16 menyajikan kelas penutupan lahan per kabupaten/kota di wilayah DAS Siak.

Berikut data tutupan Lahan per Kabupaten/Kota di Wilayah DAS Siak:

NoKodeSimbolKelas Penutupan LahanLuas Penutupan (Ha)
2000200320062009
12002HtHutan Lahan Kering Sekunder17.82117.82115.80415.364
22005HrpHutan Rawa Primer3.6873.6872.48239
32006HtHTI108.48785.917114.948116.202
42007BSemak/Belukar75.03493.18877.51883.546
52010PkPerkebunan457.787460.088463.028472.301
62012PmPermukiman27.19127.19127.19130.757
72014TTanah Terbuka32.44251.94058.67158.034
83000SSavanna560560560560
95001ATubuh Air6.4066.4066.4066.406
1020041HmsHutan                    Mangrove Sekunder1.5101.5101.5101.510
1120051HrsHutan Raya Sekunder127.600107.73576.88373.214
1220071BrSemak/Belukar Raya48.09251.13482.17854.459
1320091PtPertanian Lahan Kering61.65761.60861.60861.608
1420092PcPertanian Lahan kering Bercampur Semak117.233116.720116.720111.835
1520093SwSawah14.24314.24314.24314.243
1620094TmTambak38383838
1720121BdrBandara139139139139
1820141TbPertambangan17.08717.08717.08717.087
1950011Rw283283283283283
 Total1.117.2951.117.2951.117.2951.117.295
Data Tutupan Lahan per Kabupaten/Kota di Wilayah DAS Siak. [Sumber: PRJMD Provinsi Riau 2019-2024]

Itulah kondisi hidrologi Riau. Informasi ini dikutip dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (PRJMD) Provinsi Riau 2019-2024.

Dapatkan update Berita Riau Hari Ini setiap hari dari Cekricek.id. Ikuti kami melalui Google News. Klik tautan untuk terhubung.

Baca Juga

Berita Riau Hari Ini: Ini Gambaran Umum Sumber Daya Alam Riau
Ini Gambaran Umum Sumber Daya Alam Riau
Berita Riau Hari Ini: Inilah Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Indragiri Hilir 2024
Inilah Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Indragiri Hilir 2024
Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini: Angka Putus Sekolah di Indragiri Hilir Meningkat Sejak 2019
Angka Putus Sekolah di Indragiri Hilir Meningkat Sejak 2019
Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini: Profil Kemiskinan Indragiri Hilir: Sekitar 5.000 Orang Tidak Bisa Membeli Makanan
Profil Kemiskinan Indragiri Hilir: Sekitar 5.000 Orang Tidak Bisa Membeli Makanan
Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini: Kondisi Demografi Indragiri Hilir: Kekhawatiran Terhadap 'Baby Boom'
Kondisi Demografi Indragiri Hilir: Kekhawatiran Terhadap 'Baby Boom'
Berita Inhil Hari Ini dan Berita Riau Hari Ini: Potensi Bencana Alam di Indragiri Hilir: Rawan Banjir dan Kebakaran Lahan
Potensi Bencana Alam di Indragiri Hilir: Rawan Banjir, Kebakaran Hutan dan Lahan