Kualitas Tanah di Semua Lahan Pertanian di Dunia Sudah Memburuk

Kualitas Tanah di Semua Lahan Pertanian di Dunia Sudah Memburuk

Lahan pertanian [Foto: Pexels]

Cekricek.id - Tanah yang selama ini dijadikan lahan pertanian merupakan warisan turun temurun. Setiap tahun, tanah yang ditanami beraneka ragam tumbuhan dieksploitasi tanpa adanya recovery yang cukup untuk mengembalikan kualitas kesuburan tanah.

Profesor geomorfologi di University of Washington, David Montgomery, mengatakan hampir seluruh tanah di lahan pertanian di seluruh dunia ini sudah usang. Karena tidak seimbang antara durasi eksploitasi dengan pemulihan zat tanah.

"Jika kita terus memakainya tanpa mengembalikan kondisinya, lama-lama tanah itu akan menjadi pasir dan semuanya sudah berakhir," kata David, dikutip dari BBC, Selasa (25/10/2022).

David menyebut pernah melakukan penelitian dengan sebuah celana dari kain. Sebuah celana bila dikubur di tanah yang masih baru atau belum pernah dijadikan lahan pertanian, maka celana tersebut akan cepat rusak dan membusuk. Karena semakin banyak mikroorganisme sehat yang ada di tanah, seperti bakteri dan jamur, semakin cepat kain itu akan  habis.

Dan bila mengubur celana itu di tanah yang sudah usang, selama setahun kemudian celana tersebut masih akan utuh. Tidak terjadi kerusakan berarti pada celaana tersebut.

Itulah gambaran kerusakan tanah dan lahan yang ada di seluruh dunia saat ini menurutnya. Hal ini tentunya menjadi perhatian penting bagi manusia.

"Menurut para ahli, lebih dari separuh tanah pertanian dunia sudah terdegradasi," ucap David.

Pemulihan Tanah

Seorang pengajar di India yang populer disapa Sadhguru, akhir-akhir ini sering memimpin kampanye global yang dinamakan Save Soil.

Gerakan ini mendorong untuk meningkatkan kesehatan tanah di seluruh dunia. Dia menyerukan semua petani diberi insentif dengan dukungan keuangan untuk menjaga minimal 3 persen kandungan organik di tanah mereka.

Realitas sebagian besar degradasi tanah adalah penumpukan dari waktu ke waktu, bukan peristiwa bencana tunggal. Tanah terdegradasi karena setiap hari kandungan organiknya dikuras. Karena sektor pertanian sudah menjadi bisnis yang seksi dan menguntungkan dalam skala besar. Tapi para petani dan perusahaan lupa dengan menjaga kondisi tanah itu sendiri.

David Montgomery mengibaratkan, tanah itu ibarat baterai yang memberikan energi kepada tumbuhan. Bila baterai tidak di charge, ia akan melemah bahkan mati. Sehingga tidak dapat lagi memberikan energi. begitu juga dengan tanah yang sudah rusak, ia tak punya lagi energi untuk menghidupi tumbuhan.

Kepala agroforestri dan hortikultura di Asosiasi Tanah Inggris, Ben Raskin, mengatakan para petani sebaiknya memikirkan ulang dalam menggunakan teknologi pertanian. Karena ia merasa tidak semua teknologi pertanian ramah kepada tanah. Mulai dari mesin pembajakan, obat-obat kimia yang disemprotkan dan lain-lain.

Baca Juga: Kacang Tanah Dipercaya Menyebabkan Jerawat, Ternyata Ini Alasannya

Walau semua bertujuan meningkatkan hasil pertanian, tapi banyak dari teknologi pertanian itu menurut Ben merusak kandungan dalam tanah. Menurut Ben, petani tidak boleh serakah dalam mengeksploitasi tanah karena mereka harus memikirkan dampak jangka panjang terhadap tanah di lahan yang mereka miliki.

"Kita harus memastikan bahwa teknologi mendukung kesehatan tanah dan tanaman," ucap Ben. 

Tags:

Baca Juga

Polemik Tumpukan Sampah di Jalan Gulama Pekanbaru, Warga Resah dan Pihak Terkait Saling Lempar Tanggung Jawab
Polemik Tumpukan Sampah di Jalan Gulama Pekanbaru, Warga Resah dan Pihak Terkait Saling Lempar Tanggung Jawab
Cekricek.id - Potensi Bahaya Sedotan Kertas
Potensi Bahaya Sedotan Kertas: Mengandung Bahan Kimia Berbahaya
Cekricek.id - Dampak Penambangan Bitcoin Terhadap Krisis Air, Begini Analisis dan Solusi
Dampak Penambangan Bitcoin Terhadap Krisis Air, Begini Analisis dan Solusi
Cekricek.id - Mengatasi Krisis Limbah Popok, Ilmuwan Temukan Cara Daur Ulang yang Efisien dan Cepat
Mengatasi Krisis Limbah Popok, Ilmuwan Temukan Cara Daur Ulang yang Efisien dan Cepat
Gajah dan Kerbau: Senjata Alamiah Melawan Tanaman Invasif yang Mengancam Biodiversitas
Gajah dan Kerbau: Senjata Alamiah Melawan Tanaman Invasif yang Mengancam Biodiversitas
Kota Padang Raih Anugerah Nirwasita Tantra 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup
Kota Padang Raih Anugerah Nirwasita Tantra 2022 dari Kementerian Lingkungan Hidup