Pekanbaru, Cekricek.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau serius merancang kebijakan dalam upaya mewujudkan santri unggul di daerah setempat. Hal ini terungkap pada Focus Group Discussion (FGD) yang digelar untuk membahas sinkronisasi kebijakan kesejahteraan rakyat di bidang kepemudaan, olahraga, kebudayaan, dan pariwisata tahun 2024.
Pada FGD yang digelar di Ruang Rapat Kenanga Kantor Gubernur Riau, Selasa (30/4/2024), Asisten III Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Riau, Elly Wardhani, menegaskan bahwa Pemprov Riau berharap kegiatan ini tidak hanya menghasilkan usulan, tetapi juga tindak lanjut konkret. FGD ini diharapkan dapat membentuk santri unggul di Provinsi Riau.
"Dari FGD ini, jangan hanya hasil usulannya saja yang kita berikan ke OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait, tetapi tidak ada tindak lanjutnya. FGD ini diharapkan dapat membentuk santri unggul di Provinsi Riau," ujar Elly Wardhani.
Elly menjelaskan bahwa dalam upaya mendukung pengembangan pesantren ke arah yang lebih baik, Pemerintah Daerah (Pemda) dapat memberikan kontribusi berupa penyediaan fasilitas berbasis teknologi. Fasilitas tersebut sangat dibutuhkan dan menjadi salah satu kewenangan yang dapat diberikan oleh Pemda.
Selain itu, Pemda juga dapat berperan sebagai payung hukum dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia yang mandiri dan berkemampuan. Dengan demikian, para santri nantinya akan menjadi masyarakat yang berakhlak mulia dengan landasan agama yang kuat.
"Jika hanya pintar atau berhasil saja, namun tidak berakhlak dan tidak ditopang dengan landasan agama yang kuat, bisa jadi hidupnya sia-sia," tegas Elly.
Elly berharap FGD ini dapat menjadi wadah bagi para OPD untuk saling bertukar pikiran, memberikan masukan, dan menambah wawasan. Sehingga, pada akhirnya, dapat disimpulkan sesuatu yang konkret dan pasti.
Sementara itu, Kepala Bagian Bina Mental dan Spiritual Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Riau, Sapuan Muhajir, menyampaikan bahwa di Riau telah berdiri lebih dari 500 pondok pesantren. Ia menyimpulkan bahwa telah terjadi pertumbuhan yang cukup signifikan.
Sapuan menjelaskan bahwa pesantren memiliki makna yang lebih dari sekadar tempat tinggal sederhana bagi para santri. Ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia membutuhkan generasi muda dengan mental dan akhlak yang ditempa di pondok pesantren.
"Kita hidup tidak hanya sebatas mengejar pendidikan tinggi, seorang pemimpin hebat bukan hanya kemampuannya mengatur sesuatu, tetapi juga harus dilandasi dengan akhlak yang baik. Bangsa kita membutuhkan generasi dengan mental dari pondok pesantren," terang Sapuan.
Baca juga: 34.271 Warga Riau Hafidz Al-Quran Berkat Program Satu Guru Hafidz Satu Desa
Sapuan menambahkan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan komitmen bersama dan sinergi lintas sektoral. Sehingga, pemecahan masalah dalam pemerintahan di bidang kepemudaan, olahraga, kebudayaan, dan pariwisata dapat terwujud.