Rencana Ambisius Ilmuan Menancapkan Hypertelescope Raksasa di Permukaan Bulan

Rencana Ambisius Ilmuan Menancapkan Hypertelescope Raksasa di Permukaan Bulan

Konsep teleskop radio di kawah bulan. [Foto: Vladimir Vustyansky]

Ilmuwan memperkenalkan konsep hypertelescope di Bulan, sebuah langkah maju dalam teknologi observasi alam semesta.

Cekricek.id - Sebagai spesies yang selalu ingin tahu, kita telah membangun teleskop di berbagai tempat, mulai dari halaman belakang rumah, puncak gunung terpencil, hingga mengirimnya ke luar angkasa.

Setiap kemajuan teknologi membawa kita pada penemuan-penemuan baru yang mengejutkan tentang alam semesta. Lalu, apa langkah berikutnya dalam dunia observasi?

Sebuah makalah baru di arXiv menunjukkan bahwa permukaan Bulan bisa menjadi pilihan yang tepat. Membangun teleskop di Bulan bukanlah ide baru.

NASA telah mendanai hibah eksplorasi untuk Teleskop Radio Lunar Crater (LCRT). Selama misi Apollo, astronot menempatkan retroreflektor di Bulan agar astronom dapat mengukur jarak ke Bulan dengan presisi milimeter.

Dalam makalah ini, penulis mengulas beberapa ide yang sudah dikenal dan memperkenalkan konsep baru yang mereka sebut hypertelescope.

Meskipun teleskop radio di sisi jauh Bulan seperti LCRT mungkin menjadi proposal yang paling populer, ada juga proposal lain seperti Life Finder Telescope At Lunar Poles (LFTALP), yang merupakan susunan teleskop berdiameter 6,5 meter yang fokus pada atmosfer eksoplanet saat mereka melintasi bintangnya.

Ada juga Lunar Optical UV Explorer (LOUVE) yang berfokus pada objek ultraviolet yang terang. Bahkan, ada usulan untuk observatorium gelombang gravitasi mirip dengan LIGO. Namun, tantangan terbesar dari semua proposal ini adalah konstruksi yang memerlukan keahlian teknis yang bahkan di Bumi sekalipun akan menjadi tantangan.

Oleh karena itu, penulis menawarkan ide yang lebih sederhana: teleskop optik dasar yang memanfaatkan medan Bulan. Kekuatan teleskop optik sebagian besar bergantung pada ukuran cermin utamanya dan panjang fokus teleskop. Di Bumi, panjang fokus dapat ditingkatkan dengan memiliki beberapa cermin.

Hypertelescope dapat menggunakan susunan cermin sebagai cermin utama yang diletakkan di sepanjang medan kawah. Kluster detektor teleskop kemudian dapat digantung dengan kabel, mirip dengan cara detektor Observatorium Arecibo digantung di atas piringan jaring.

Karena cermin tidak perlu besar, mereka akan lebih mudah untuk dibangun, dan bentuk umum kawah akan berarti lebih sedikit "pekerjaan tanah" yang diperlukan untuk menempatkannya.

Sebuah varian dari ide ini adalah menempatkan cermin di satu sisi kawah, dan instrumen di sisi lain. Ini akan memungkinkan panjang fokus yang sangat besar, meskipun jangkauan observasi teleskop seperti itu akan terbatas.

Namun, semua ide ini masih dalam tahap awal. Ada banyak tantangan yang perlu diatasi selain konstruksinya. Debu akan menumpuk di cermin seiring waktu dan perlu dibersihkan. Meskipun Bulan memiliki aktivitas seismik yang jauh lebih sedikit daripada Bumi, hal itu masih bisa mempengaruhi penyelarasan cermin dan detektor.

Namun, satu hal yang pasti adalah kita akan kembali ke Bulan, dan di mana pun manusia pergi, mereka membangun teleskop. Observatorium lunar hanyalah masalah waktu.

Baca berita terbaru dan terkini hari ini, seputar peristiwa, hukum, politik, ekonomi, olahraga, gaya hidup, hiburan, budaya, dan sejarah, hanya di Cekricek.id.

Baca Juga

Planet Seukuran Bumi Terbuat dari Besi Murni Ditemukan Mengorbit Bintang Dekat
Planet Seukuran Bumi Terbuat dari Besi Murni Ditemukan Mengorbit Bintang Dekat
Bongkahan Materi Gelap Mungkin Penyebab Bentuk Bima Sakti yang Membelok
Bongkahan Materi Gelap Mungkin Penyebab Bentuk Bima Sakti yang Membelok
Kilatan Misterius di Venus: Hujan Meteor, Bukan Petir?
Kilatan Misterius di Venus: Hujan Meteor, Bukan Petir?
Negara-Negara Berlomba-lomba ke Kutub Bulan, Apa yang Mereka Eksplorasi?
Negara-Negara Berlomba-lomba ke Kutub Bulan, Apa yang Mereka Eksplorasi?
NASA mengumumkan langkah konkret dalam penelitian fenomena UFO atau kini disebut UAP (Unidentified Anomalous Phenomena) dengan melibatkan teknologi AI dan kerjasama lintas-agensi
NASA Bongkar Laporan Tentang Fenomena UFO
Pada tanggal 11 Agustus 1981, sebuah pesawat luar angkasa bernama Voyager 2 mengambil gambar menakjubkan dari Saturnus ketika berada sejauh 15 juta km dari Bumi. Gambar ini, meskipun diambil 42 tahun yang lalu, tetap menjadi salah satu bukti kemajuan teknologi dan penelitian antariksa yang luar biasa.
Voyager 2 Memotret Badai di Saturnus 42 Tahun Lalu