Bongkahan Es Raksasa Seukuran California di Antartika Terancam Runtuh, Bisa Picu Kenaikan Permukaan Laut 3 Meter

Bongkahan Es Raksasa Seukuran California di Antartika Terancam Runtuh, Bisa Picu Kenaikan Permukaan Laut 3 Meter

Ilustrasi. [Foto: Canva]

Cekricek.id - Perhatian dunia tertuju pada bongkahan es raksasa di Antartika Timur yang dikenal sebagai Wilkes Subglacial Basin. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters pada 19 Januari 2024, mengungkapkan kondisi mengkhawatirkan terkait bongkahan es sebesar California ini.

Studi tersebut menemukan bahwa bongkahan es yang diperkirakan mengandung cukup air untuk menaikkan permukaan laut global hingga 3 meter, berpotensi mencair di bagian dasarnya. Para ilmuwan menggunakan survei radar dari pesawat untuk menyelidiki kondisi di bawah lapisan es. Jika kenaikan suhu kecil terus terjadi, bagian depan bongkahan es bisa terlepas dan runtuh.

"Wilayah ini belum banyak diteliti, namun volume esnya sangat besar dan selama ini dianggap stabil," ungkap penulis utama Eliza Dawson, mahasiswa geofisika di Stanford University. "Untuk pertama kalinya, kami mengamati suhu di dasar lapisan es dan seberapa dekat dengan titik leleh."

Wilkes Subglacial Basin merupakan cekungan luas yang membentang 1.400 kilometer ke daratan dengan ketebalan es mencapai 3 kilometer. Cekungan ini mengalir ke Samudra Selatan melalui beberapa lapisan es dan gletser, dengan bagian bawahnya berada di bawah permukaan laut, sehingga rentan terhadap lelehan akibat arus air laut yang menghangat.

Selama ini, para ilmuwan beranggapan bahwa es di Antartika Timur relatif stabil, bahkan secara keseluruhan mengalami penambahan massa hingga 2012. Fokus penelitian pun lebih tertuju pada gletser di Antartika Barat yang mengalami pelarutan dramatis.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa Lapisan Es Antartika Timur seluas 27 juta kilometer persegi pernah mengalami pencairan dan penyusutan signifikan pada periode pemanasan sebelumnya. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa "raksasa yang tertidur" tersebut bisa kembali aktif.

"Kondisi di wilayah ini berpotensi berubah," kata peneliti lain, Dustin Schroeder, profesor geofisika di Stanford University. "Jika air laut yang hangat mencapai wilayah ini, maka sektor Antartika yang selama ini tidak dianggap sebagai penyumbang kenaikan permukaan laut, bisa menjadi ancaman serius."

Untuk mengetahui kondisi di bawah lapisan es, tim peneliti menggunakan radar pesawat. Air lebih memantulkan gelombang radio dibandingkan batuan dasar, sehingga area lelehan di bawah lapisan es akan menghasilkan pantulan radar yang lebih kuat.

Dengan menganalisis sinyal pantulan dan membandingkannya dengan data lapangan, para ilmuwan berhasil memetakan area lelehan subglasial di sepanjang ribuan kilometer garis pantai selatan cekungan.

Penemuan yang mengkhawatirkan adalah adanya area luas dengan campuran tanah beku dan cair di bawah lapisan es. Sebagian besar wilayah tidak dapat secara jelas dikategorikan sebagai beku atau cair.

Ini bisa mengindikasikan perubahan geometri lapisan es, adanya komplikasi data, atau yang lebih mengkhawatirkan, sebagian besar tanah di bawah lapisan es sudah dalam kondisi setengah cair, sehingga semakin rentan jika suhu di dasar es terus meningkat.

"Penemuan ini menunjukkan kemungkinan terjadinya penyusutan gletser di masa depan," ujar Dawson. "Wilayah Antartika Timur ini selama ini kurang mendapat perhatian, tapi kita perlu memahami bagaimana kondisinya bisa berubah dan menjadi lebih tidak stabil. Apa yang perlu terjadi untuk mulai melihat kehilangan massa es secara besar-besaran?"

Baca juga: Mengejutkan! Ada Sungai Purba di Antartika yang Tertimbun Es

Penelitian lebih lanjut mengenai Wilkes Subglacial Basin sangat penting untuk memahami risiko potensial terhadap kenaikan permukaan laut global dan dampaknya terhadap iklim dan ekosistem laut. Peningkatan kesadaran dan aksi nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menjadi langkah krusial untuk mencegah skenario terburuk dari pencairan bongkahan es raksasa ini.

Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Channel Cekricek.id.

Baca Juga

Jejak Dinosaurus dan Seni Ukiran 9.000 Tahun Ditemukan di Brasil
Jejak Dinosaurus dan Seni Ukiran 9.000 Tahun Ditemukan di Brasil
Lukisan Menakjubkan Pada Makam Pendeta Kuno Mesir Perlihatkan Kehidupan 4.300 Tahun Lalu
Lukisan Pada Makam Pendeta Kuno Mesir Perlihatkan Kehidupan 4.300 Tahun Lalu
Penemuan Makam Mewah Dinasti Jin Agung di Tiongkok Ungkap Sisa-sisa Elit Non-Tionghoa
Penemuan Makam Mewah Dinasti Jin Agung di Tiongkok Ungkap Sisa-sisa Elit Non-Tionghoa
Rahasia Evolusi Manusia di India: Petani Iran Kuno, Neanderthal, dan Migrasi Besar 50.000 Tahun Lalu
Rahasia Evolusi Manusia di India: Petani Iran Kuno, Neanderthal, dan Migrasi Besar 50.000 Tahun Lalu
Pentagon Ungkap Upaya Amerika Merekayasa Balik Teknologi UFO yang Tak Pernah Terwujud
Pentagon Ungkap Upaya Amerika Merekayasa Balik Teknologi UFO yang Tak Pernah Terwujud
Waspada! Kasus Infeksi Burung Beo Meningkat di Eropa, 5 Orang Tewas
Waspada! Kasus Infeksi Burung Beo Meningkat di Eropa, 5 Orang Tewas