Depresi dan Kecemasan: Apakah Meningkatkan Risiko Kanker?

Depresi dan Kecemasan: Apakah Meningkatkan Risiko Kanker?

Depresi dan Kecemasan: Apakah Meningkatkan Risiko Kanker?. [Canva]

Penelitian terbaru mengungkap hubungan antara depresi, kecemasan, dan risiko kanker. Temukan temuan mengejutkan dari Dr. Lonneke A. van Tuijl dan timnya.

Cekricek.id - Sebuah penelitian terbaru mengeksplorasi hubungan antara depresi, kecemasan, dan risiko kanker. Dr. Lonneke A. van Tuijl, yang memimpin penelitian ini, mengungkapkan bahwa meskipun banyak yang percaya depresi dan kecemasan dapat meningkatkan risiko kanker, bukti ilmiah sebenarnya menunjukkan hasil yang beragam.

Dr. van Tuijl, yang sebelumnya menjabat sebagai peneliti post-doktor di Fakultas Ilmu Kedokteran di University Medical Center Groningen dan kini menjadi asisten profesor di Departemen Psikologi Klinis di Universitas Utrecht, menekankan bahwa studi sebelumnya seringkali memiliki pendekatan dan definisi yang berbeda, membuatnya sulit untuk menarik kesimpulan yang konsisten.

Dalam konsorsium PSY-CA, tim peneliti berupaya untuk menyelaraskan definisi dan pendekatan yang digunakan dalam berbagai studi. "Kami memastikan untuk mempertimbangkan faktor risiko seperti perilaku merokok saat melakukan analisis," kata Dr. van Tuijl.

Data yang dianalisis berasal dari Konsorsium Faktor Psikososial dan Insiden Kanker Internasional, yang mencakup informasi dari lebih dari 300.000 orang dewasa di Belanda, Inggris, Norwegia, dan Kanada. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara depresi dan kecemasan dengan kanker payudara, prostat, kolorektal, dan yang terkait dengan alkohol selama periode pemantauan hingga 26 tahun.

Meskipun demikian, Dr. van Tuijl mengungkapkan kejutan mereka ketika tidak menemukan hubungan tersebut, meskipun hipotesis awal mereka menunjukkan sebaliknya. Namun, temuan tersebut sangat konsisten dan jelas.

Penelitian menemukan bahwa depresi dan kecemasan berhubungan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru dan kanker yang terkait dengan merokok. Meskipun demikian, risiko ini berkurang signifikan setelah mempertimbangkan faktor risiko lainnya seperti konsumsi alkohol dan indeks massa tubuh.

Dr. van Tuijl berharap temuan ini dapat memberikan ketenangan bagi pasien kanker yang merasa diagnosis mereka disebabkan oleh depresi atau kecemasan sebelumnya. Ia juga menambahkan bahwa penelitian selanjutnya akan fokus pada hubungan antara faktor risiko yang dikenal dengan depresi dan kecemasan.

"Misalnya, depresi mungkin menyebabkan seseorang lebih banyak merokok, yang pada gilirannya meningkatkan risiko kanker paru-paru," jelasnya, dalam laporan Medicalnewstoday.

Dr. van Tuijl juga menyebutkan bahwa mereka telah mempresentasikan temuan mereka di konferensi ilmiah tahun lalu, dan seorang onkolog di audiens merasa lega dengan hasil tersebut karena dapat memberikan bukti kepada pasien yang merasa diagnosis kanker mereka disebabkan oleh depresi atau kecemasan sebelumnya.

Selain itu, penelitian selanjutnya mungkin akan mengeksplorasi kemungkinan hubungan antara kecemasan dan kanker yang terkait dengan merokok hanya terlihat pada orang yang kelebihan berat badan. Mereka sedang meneliti lebih lanjut mengenai hal ini dalam PSY-CA, dan hasilnya akan segera dipublikasikan.

Baca Juga

Mengungkap Bahaya Junk Food bagi Kesehatan Otak
Mengungkap Bahaya Junk Food bagi Kesehatan Otak
Penelitian Mengungkap Manfaat Kombucha Seperti Efek Puasa
Penelitian Mengungkap Manfaat Kombucha Seperti Efek Puasa
Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Berhasil Dilakukan, Harapan dan Kontroversi
Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Berhasil Dilakukan, Harapan dan Kontroversi
Peneliti Mengungkap Penyebab Kematian Saat Bercinta
Peneliti Mengungkap Penyebab Kematian Saat Bercinta
Bahaya Mencuci Saluran Hidung dengan Air Keran yang Tidak Steril
Bahaya Mencuci Saluran Hidung dengan Air Keran yang Tidak Steril
Penelitian Mengungkap Hidup dalam Kemiskinan Percepat Penuaan Otak
Penelitian Mengungkap Hidup dalam Kemiskinan Percepat Penuaan Otak