Kini Bangun Rumah Dikenai Pajak, Ini Perhitungan Tarifnya

Pajak

Membangun rumah kini dikenai pajak. [Foto/Ist]

Berita Terbaru: Pemerintah akan menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas  Kegiatan Membangun Sendiri (KMS)

Cekricek.id - Belakangan ini tengah viral di Indonesia tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas  Kegiatan Membangun Sendiri (KMS). Warga yang membangun rumah, ruko, kantor dan bangunan lainnya yang sifatnya dibangun sendiri akan dikenakan pajak.

Aturan ini ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Mentri Keuangan (PMK) Nomor 61/PMK.03/2022 tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas Kegiatan Sendiri. PPN KMS ini mulai berlaku sejak 1 April 2022.

Pajak itu sendiri diperuntukkan bagi bangunan yang luasnya paling sedikit 200 m2 (meter persegi). Jika bangunan yang dibangun lebih kecil dari angka tersebut, maka tidak akan dikenakan PPN KMS. Pembayarannya harus dilakukan sendiri ke Bank.

Merujuk PMK 61/2022 tersebut, KMS merupakan kegiatan membangun bangunan yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan, yang hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.

Melansir CNBC Indonesia, pembayaran KMS dapat dilakukan secara sekaligus dalam jangka waktu tertentu atau secara bertahap sebagai satu kesatuan kegiatan sepanjang tenggat waktu antara tahapan membangun tersebut tidak lebih dari 2 tahun.

Namun jika tahapan kegiatan membangun sendiri itu lebih dari 2 tahun, maka itu merupakan kegiatan membangun bangunan yang terpisah sepanjang memenuhi ketentuan pada PPN KMS.

Perorangan pribadi ataupun badan yang merupakan pengusaha kena pajak (PKP) wajib melaporkan penyetoran PPN dalam Surat Pemberitahuan Masa (SPM) PPN ke kantor pelayanan pajak yang terdaftar. Sementara bagi orang pribadi atau badan yang bukan merupakan PKP dianggap  telah melaporkan penyetoran sepanjang telah melakukan penyetoran PPN.

Mengenai tarifnya, Kepala Sub Direktorat PPN Perdagangan, Jasa dan Pajak Tidak Langsung Lainnya DJP, Bonarsius Spayung menjelaskan, perhitungannya yakni 20% dikali tarif PPN 11%, dikali Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau 2,2% dari DPP.

DPP PPN KMS yaitu berupa nilai tertentu sebesar jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk membangun bangunan untuk setiap masa pajak sampai dengan bangunan selesai, tidak termasuk biaya perolehan tanah.

Baca Juga: Wow, Motor Mati Pajak yang Ditumpangi Marc Marquez Terjual Seharga Rp1,2 Miliar

"Kalau misal (total) biaya membangun Rp 1 miliar, berarti DPP-nya adalah Rp 200 juta. Jadi kalau dibuat tarif efektifnya adalah 11% x 20% x total biaya. Berarti sekitar 2,2% x Rp 200 juta (Rp 4,4 juta). Itulah PPN terutang atas kegiatan membangun sendiri," jelas Bonarsius.

Tags:

Baca Juga

Wajib Pajak Diminta Segera Lapor SPT Tahunan, Batas Akhir 31 Maret 2024
Wajib Pajak Diminta Segera Lapor SPT Tahunan, Batas Akhir 31 Maret 2024
Berita Riau Hari Ini: Aturan Baru Pajak Kendaraan Bermotor di Riau: Penyusutan Nilai Kendaraan dan Penambahan Drive Thru
Aturan Baru Pajak Kendaraan Bermotor di Riau: Penyusutan Nilai Kendaraan dan Penambahan Drive Thru
Cekricek.id - Pajak Minimum untuk Miliarder Bisa Raup Triliunan Rupiah
Pajak Minimum untuk Miliarder Bisa Raup Triliunan Rupiah
Agam dan 112 Pemda Lainnya Berkomitmen Meningkatkan Pajak Daerah
Agam dan 112 Pemda Lainnya Berkomitmen Meningkatkan Pajak Daerah
Padang Gelar Program Penghapusan Denda PBB-P2 dalam Rangka HUT RI ke-78 dan HUT Kota ke-354: Kesempatan Terbatas untuk Wajib Pajak
Padang Gelar Program Penghapusan Denda PBB-P2 dalam Rangka HUT RI ke-78 dan HUT Kota ke-354: Kesempatan Terbatas untuk Wajib Pajak
Penerimaan Pajak Indonesia Capai Rp970,2 Triliun hingga Juni 2023, Tumbuh 9,9% Secara Tahunan
Penerimaan Pajak Indonesia Capai Rp970,2 Triliun hingga Juni 2023, Tumbuh 9,9% Secara Tahunan