Kabar duka, senat Perancis setujui pasal larangan shalat bagi muslim di lingkungan pendidikan.

Cekricek.id-Kembali sebuah berita kurang menyenangkan datang dari Perancis. Karena baru-baru ini dikabarkan jika senat Perancis telah menyetujui adanya sebuah pasal tambahan terkait praktik keagamaan di lingkungan universitas.

Hal tersebut dalam rancangan undang-undang atau RUU kontroversial yang bertujuan untuk melawan separatisme Islam. Tepatnya pada Rabu, 7 April lalu partai berhaluan kanan tengah Les Republicains (LR), sempat menambahkan usulan terkait larangan kegiatan shalat di lingkungan universitas.

Karena mereka menilai jika hal tersebut dapat menghambat kegiatan dalam bidang pendidikan. Padahal sebelumnya menteri pendidikan, Jean Michel Blanque dan Senator partai kiri Parti de Gauche merasa keberatan atas penambahan pasal tersebut. Namun hal tersebut tetap disetujui karena suara yang lebih dominan justru berasal dari Senator sayap kanan.

Dan tentu saja hal tersebut lantas menuai banyak kritik dari berbagai pihak karena dinilai baik itu diskriminatif terhadap umat muslim. Apalagi beberapa poin dalam RUU tersebut sangat kentara untuk menargetkan jumlah pemeluk Islam dalam lingkup kependidikan di Perancis.

Sehingga banyak orang yang memprotes tindakan tersebut karena hampir di setiap aspek kehidupan umat Islam di Prancis diberikan tekanan dalam kapasitas yang cukup besar.

Apalagi RUU kontroversial tersebut disebutkan juga bisa mengatur kepengurusan masjid serta berbagai keuangan untuk organisasi non pemerintah milik umat muslim.

Belum lagi dengan adanya batasan untuk pendidikan bagi komunitas muslim dengan mencegah keluarga untuk memberikan pendidikan kepada anak-anaknya di rumah.

Tidak hanya itu, tetapi pasien yang beragama muslim juga dilarang untuk memilih dokter berdasarkan jenis kelaminnya hanya dilandaskan atas dasar agama. RUU ini juga sempat diperdebatkan oleh senat pada 30 Maret lalu. Setelah sebelumnya disetujui oleh majelis nasional Prancis pada 16 Februari.

Sebelumnya RUU tersebut diperkenalkan pada tahun lalu untuk melawan separatisme Islam oleh Presiden Emmanuel Macron.

Hal ini sebenarnya bukanlah kali pertama adanya diskriminasi terhadap umat muslim di daerah Prancis. Apalagi jauh sebelumnya telah ada kontroversial antara 11 film yang diduga menghina Nabi Muhammad.

[*/Nlm]