Berita selebriti dan gosip artis: Jadi orang kaya, Dato Sri Tahir justru merasa benci pada orang kaya dan enggan bergaul dengannya.
Cekricek.id - Nama Dato Sri Tahir termasuk sebagai salah satu pengusaha sekaligus pendiri grup bisnis yang sangat besar di Indonesia. Bahkan menurut majalah Forbes dikatakan jika pria tersebut termasuk urutan orang terkaya nomor 6 di Indonesia.
Akan tetapi ada banyak hal unik mengenai pria yang satu ini. Karena ternyata dirinya malah merasa tidak nyaman untuk bergaul dengan orang-orang kaya. Bahkan secara tidak langsung dirinya sempat mengutarakan kebencian kepada mereka yang merupakan orang-orang kaya.
Baca juga: Ini Kisah 5 Pembenci Islam yang Akhirnya Mualaf
Sebelum dikenal sukses seperti saat ini ia sempat mengalami kebangkrutan hingga memiliki utang dalam jumlah jutaan dolar AS.
Dahulunya ayah dari Dato Sri Tahir merupakan seorang juragan becak. Sementara ibunya sendiri hanya memiliki sebuah toko kecil
“Bapak saya menyewakan 20 becak ke orang, jadi setiap hari ada setoran. Tapi kalau tidak ditagih tidak bayar, jadi ayah saya nungguin untuk minta setoran,” kata Tahir, mengutip dari Urbanindo.
Namun anehnya orang yang menyewa baca ayahnya malah sering marah karena ditagih terkait uang setoran. Bahkan suatu ketika ibunya juga sempat mengalami hal ini hingga batu yang dilemparkan oleh penyewa tersebut mengenai kepala ibunya.
Bukan sekali atau dua kali ibunya ini kerap kali diremehkan ataupun dihina serta mendapatkan banyak tekanan.
“Karena saya orangnya fighter, saya dendam. Suatu hari saya bales. Tapi dendam ini kan bisa positif dan negative effect,” ujarnya.
Alasan yang mendasar mengapa Dato Sri Tahir merasa enggan untuk bergaul dengan orang-orang kaya lantaran merasa jika mereka seringkali menindas dan merampas hak orang lain.
“Orang kaya itu menindas, merampas hak orang. Jadi saya tidak senang. Saya dengan gamblang bilang tidak senang dengan orang kaya,” kata Tahir.
Sedari kecil Dato Sri Tahir telah diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia dan taat pada perintah sang pencipta.
Dulu Tahir sempat bercita-cita untuk menjadi seorang dokter agar dapat bekerja mandiri tanpa adanya tekanan dari orang lain.
“Tapi yang paling penting, dokter itu bisa berbuat baik tanpa keluar uang,” katanya.
Kemudian Dato Sri Tahir mendapatkan kesempatan untuk menempuh perkuliahan di Taiwan. Namun ayahnya tiba-tiba sakit yang membuatnya harus pulang ke tanah air dan enggan untuk kembali melanjutkan kuliahnya.
Lalu dirinya nekat untuk pergi ke Singapura membuka usaha dengan membawa modal sebesar Rp700 ribu dari sang ibu.
Jatuh bangun sempat ia alami ketika ia berada di Singapura. Saat itu terakhir memutuskan untuk berdagang sekaligus menempuh pendidikan di salah satu kampus terbaik di Singapura yaitu Nanyang Technological University.
Setelah menamatkan bangku perkuliahan akhirnya ia memutuskan untuk membangun sebuah bisnis leasing dan kredit mobil menggunakan nama Mayapada.
“Waktu itu dagang mobil Suzuki, tapi lalu bangkrut,” kata Dato Sri Tahir.
Setelahnya sang mertua kemudian menawarinya untuk mengelola bisnis garmen yang kini berhasil sukses hingga mampu melunasi utang. [*/Nlm]