Cekricek.id - Bagi masyarakat Maya kuno, gerhana Matahari bukan sekadar fenomena alam biasa. Melainkan sebuah pertempuran kosmik antara Kinich Ahau, sang Dewa Matahari, dengan Chak Ek, Bintang Pagi atau planet Venus. Sebuah peristiwa magis yang menentukan keberlangsungan kehidupan di muka bumi.
Pengamat Langit yang Handal
Bangsa Maya dikenal sebagai pengamat langit yang ulung. Dengan kemampuan matematika tingkat tinggi, mereka melakukan pengamatan sistematis terhadap pergerakan Matahari, planet, dan bintang. Hasil pengamatan ini kemudian dituangkan dalam sistem kalender rumit namun akurat, salah satu yang terbaik di zamannya.
Ketelitian pengamatan mereka bahkan memungkinkan prediksi gerhana Matahari dan Bulan. Catatan-catatan astronomi ini diabadikan dalam kodeks atau buku lipat hieroglif kulit pohon.
Dilansir Livescience, salah satunya Kodeks Dresden dari abad ke-11 yang memuat tabel astronomi lengkap, termasuk tabel periode musim gerhana.
Pertarungan Dewa Matahari Melawan Bintang Pagi
Dalam kosmologi Maya, Matahari diwakili oleh Kinich Ahau. Setiap malam, Sang Dewa harus melakukan perjalanan berbahaya menembus Xibalba, dunia bawah, untuk kemudian lahir kembali saat terbit.
Namun, dalam gerhana Matahari, Kinich Ahau diyakini tengah sekarat akibat serangan Chak Ek, Bintang Pagi atau planet Venus.
Kodeks Dresden menampilkan gambar Dewa Venus saat muncul di dekat gerhana Matahari, seolah menyerang Sang Dewa Matahari. Bangsa Maya meyakini jika Venus berhasil mengalahkan Matahari, kehancuran akan melanda seluruh alam semesta.
Ritual Pengorbanan Darah Bangsawan
Untuk mencegah bencana kosmik, bangsa Maya menggelar upacara pembaruan besar-besaran. Para bangsawan, terutama Raja, akan mengorbankan darah mereka sebagai persembahan tertinggi bagi Kinich Ahau.
Dengan menusuk tubuh hingga berlumuran darah, lalu membakarnya, mereka berharap kekuatan hidup dalam darah itu dapat menguatkan Dewa Matahari.
Kepercayaan ini bermula dari mitos penciptaan manusia Maya sendiri. Dewa pencipta diyakini telah mencampurkan darah mereka ke dalam adonan jagung untuk membentuk manusia pertama. Pengorbanan bangsawan adalah balasan, memberikan sebagian kekuatan hidup mereka untuk memberi makan para dewa.
Tontonan Mengagumkan Menyatukan Umat Manusia
Saat gerhana total terjadi, Matahari akan tersembunyi sepenuhnya di balik Bulan. Momen langka ini membuat planet, bintang, bahkan komet, dapat diamati dengan jelas. Bagi bangsa Maya, fenomena ini menjadi tontonan mengagumkan yang menyatukan seluruh umat manusia.
Dalam sejenak, waktu seakan terhenti. Semua mata tertuju ke angkasa, menyaksikan peristiwa kosmik yang sama dengan nenek moyang dan keturunan di masa depan. Terlepas dari kepercayaan masing-masing, gerhana Matahari merendahkan hati sekaligus menakjubkan jiwa kita sebagai manusia.
Baca juga: Misteri Runtuhnya Peradaban Maya Terungkap
Gerhana matahari total ini akan melintas di beberapa wilayah Texas, Amerika Serikat pada 8 April 2024. Masyarakat di sana berharap Kinich Ahau dapat menaklukkan Chak Ek dengan bersinar cemerlang di langit tak berawan saat itu. Sebuah peristiwa langka nan magis yang kembali mengingatkan kita betapa dahsyatnya kekuatan semesta.