Mengungkap Rahasia Tikus yang Bisa Tertawa: Penemuan 'Pusat Tertawa' di Otak Hewan Pengerat

Mengungkap Rahasia Tikus yang Bisa Tertawa: Penemuan 'Pusat Tertawa' di Otak Hewan Pengerat

Ilustrasi. [Canva]

Penemuan baru dalam penelitian tikus mengungkapkan keberadaan "pusat tertawa" di otak tengah mereka. Artikel ini menjelaskan bagaimana wilayah otak ini aktif saat tikus digelitik atau bermain, memberikan wawasan menarik tentang perilaku hewan pengerat.

Cekricek.id - Tikus, hewan pengerat yang sering dijumpai di banyak tempat, ternyata memiliki rahasia yang menarik: mereka dapat tertawa! Michael Brecht dari Humboldt University of Berlin, Jerman, dan tim peneliti lainnya telah mengungkapkan adanya wilayah khusus dalam otak tikus yang merespons gelitikan dan bermain, yang mereka sebut sebagai "pusat tawa."

Dilansir Newscientist, Penelitian ini bukanlah yang pertama mengungkap bahwa tikus bisa tertawa. Fenomena ini pertama kali ditemukan pada tahun 2016, saat para peneliti menemukan bahwa menggelitik tikus di perut dan punggung mereka bisa membuat mereka tertawa cekikikan.

Terdengar aneh? "Tawa" tikus ini terlalu tinggi untuk kita dengar, tetapi dapat direkam dan diputar ulang dalam nada yang lebih rendah.

Menurut Brecht, “Tikus adalah hewan yang sangat geli dan suka bermain.” Ia menekankan bahwa perilaku bermain tikus adalah hal yang kompleks dan menarik, bukan sekadar permainan anak-anak sederhana. Tikus juga terbukti mahir dalam bermain petak umpet.

Namun, apa yang mendorong tikus untuk tertawa dan bermain belum dipahami sepenuhnya. Peneliti berharap bahwa dengan menemukan bagian otak yang aktif selama gelitikan, mereka bisa menemukan bagian otak yang mendorong tawa dan kesenangan.

Dalam penelitian ini, tikus dibiarkan menetap di laboratorium untuk mengurangi stres, yang dapat menghambat mereka tertawa saat digelitik.

Mereka kemudian dimainkan dan digelitik sambil direkam vokalisasinya. Pencitraan mengungkapkan bahwa area otak tengah yang disebut abu-abu periaqueductal sangat aktif selama tertawa. Jika bagian ini dihambat, tikus cenderung tidak bermain dan tidak sering tertawa.

Pekerjaan sebelumnya telah mengidentifikasi bahwa periaqueductal grey berperan penting dalam mengendalikan vokalisasi, yang mungkin menjadi alasan daerah otak ini sangat aktif selama tertawa. Penelitian lebih lanjut direncanakan untuk menyelidiki apakah pola ini berlaku pada mamalia lainnya.

Kesimpulannya, penemuan ini memberikan wawasan menarik tentang sifat tawa dan bermain pada hewan pengerat. Tikus, dengan cara yang unik, mengajarkan kita lebih banyak tentang dunia hewan dan mungkin membantu kita memahami lebih lanjut tentang bagaimana tawa dan permainan berkembang dalam dunia mamalia. Bukan hanya sekedar hewan pengerat, tikus ternyata memiliki kekayaan perilaku yang menantang asumsi kita tentang apa yang membuat suatu makhluk 'sederhana'.

Tag:

Baca Juga

Jejak Dinosaurus dan Seni Ukiran 9.000 Tahun Ditemukan di Brasil
Jejak Dinosaurus dan Seni Ukiran 9.000 Tahun Ditemukan di Brasil
Lukisan Menakjubkan Pada Makam Pendeta Kuno Mesir Perlihatkan Kehidupan 4.300 Tahun Lalu
Lukisan Pada Makam Pendeta Kuno Mesir Perlihatkan Kehidupan 4.300 Tahun Lalu
Penemuan Makam Mewah Dinasti Jin Agung di Tiongkok Ungkap Sisa-sisa Elit Non-Tionghoa
Penemuan Makam Mewah Dinasti Jin Agung di Tiongkok Ungkap Sisa-sisa Elit Non-Tionghoa
Rahasia Evolusi Manusia di India: Petani Iran Kuno, Neanderthal, dan Migrasi Besar 50.000 Tahun Lalu
Rahasia Evolusi Manusia di India: Petani Iran Kuno, Neanderthal, dan Migrasi Besar 50.000 Tahun Lalu
Pentagon Ungkap Upaya Amerika Merekayasa Balik Teknologi UFO yang Tak Pernah Terwujud
Pentagon Ungkap Upaya Amerika Merekayasa Balik Teknologi UFO yang Tak Pernah Terwujud
Waspada! Kasus Infeksi Burung Beo Meningkat di Eropa, 5 Orang Tewas
Waspada! Kasus Infeksi Burung Beo Meningkat di Eropa, 5 Orang Tewas