Pandemi Covid-19 Menekan Angka Harapan Hidup Global

Pandemi Covid-19 Menekan Angka Harapan Hidup Global

Ilustrasi. [Foto: Canva]

Cekricek.id - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama dua tahun terakhir telah memberikan dampak buruk secara signifikan terhadap angka harapan hidup global. Sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada Selasa (12/3) mengungkapkan bahwa harapan hidup global atau rata-rata lama hidup seseorang sejak lahir turun 1,6 tahun pada puncak pandemi Covid-19 di tahun 2021.

Sebelum pandemi melanda, angka harapan hidup global terus mengalami peningkatan hingga mencapai 73,4 tahun pada 2019. Namun, tren positif tersebut terhenti dan bahkan berbalik selama dua tahun pertama pandemi Covid-19 berlangsung yakni pada 2020 dan 2021. Dalam kurun waktu itu, angka kematian akibat Covid-19 dan dampak tidak langsung dari wabah global mencapai puncaknya.

"Bagi orang dewasa di seluruh dunia, pandemi Covid-19 memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan peristiwa apa pun yang terjadi dalam setengah abad ini, termasuk konflik dan bencana alam," ungkap Austin Schumacher, asisten profesor ilmu metrik kesehatan di Universitas Washington dan penulis utama penelitian ini.

Data terbaru dari Studi Beban Penyakit Global tahun 2021 yang melibatkan analisis terhadap 204 negara dan wilayah menunjukkan bahwa sekitar 16 juta orang meninggal baik secara langsung akibat Covid-19 maupun dampak tidak langsung seperti keterlambatan mencari layanan kesehatan pada 2020 dan 2021. Jumlah kematian yang berlebih ini menurunkan angka harapan hidup global dari 73,4 tahun pada 2019 menjadi di bawah 71,8 tahun pada 2021.

Meski demikian, penurunan angka harapan hidup tidak merata di seluruh negara dan wilayah. Dari 204 negara yang dianalisis, hanya 32 negara yang menunjukkan peningkatan harapan hidup selama pandemi berlangsung. Negara-negara tersebut antara lain Australia, Selandia Baru, Jepang, Islandia, Irlandia, dan Norwegia yang semuanya merupakan negara berpendapatan tinggi.

Di sisi lain, negara-negara seperti Peru dan Bolivia mengalami penurunan angka harapan hidup terbesar di semua kelompok umur dari tahun 2019 hingga 2021. Sementara itu, Mexico City juga mencatatkan penurunan yang sangat besar dibandingkan dengan lokasi subnasional lainnya.

Ketika data diurai berdasarkan kelompok usia, terungkap bahwa provinsi KwaZulu-Natal dan Limpopo di Afrika Selatan memiliki angka kematian berlebih tertinggi dan penurunan harapan hidup terbesar di dunia. Hal ini disebabkan kedua provinsi tersebut memiliki populasi yang relatif muda sehingga data dapat menyimpang dari rata-rata harapan hidup secara keseluruhan.

"Harapan hidup menurun di 84% negara dan wilayah selama pandemi ini, yang menunjukkan potensi dampak buruk dari patogen baru," tegas Schumacher.

Selain itu, dengan memperhitungkan distribusi usia penduduk di suatu lokasi juga mengungkap tingginya angka kematian berlebih di Yordania dan Nikaragua yang sebelumnya disembunyikan dengan mengelompokkan semua kategori umur. Sebaliknya, Selandia Baru, Barbados, serta Antigua dan Barbuda memiliki angka kematian berlebih berdasarkan usia yang terendah akibat pandemi meski angka harapan hidup menurun di kedua negara Karibia tersebut.

Secara keseluruhan, pandemi Covid-19 menyebabkan lonjakan angka kematian global pada semua orang yang berusia di atas 15 tahun dengan peningkatan 22% pada laki-laki dan 17% pada perempuan antara 2019 dan 2021. Namun di sisi lain, angka kematian anak justru menurun 7% pada periode yang sama dengan penurunan setengah juta kematian pada anak di bawah usia 5 tahun pada 2021 dibandingkan 2019.

"Studi kami menunjukkan bahwa, bahkan setelah memperhitungkan banyaknya korban jiwa yang dialami dunia akibat pandemi ini, kami telah mencapai kemajuan luar biasa selama 72 tahun sejak tahun 1950, dengan angka kematian anak yang terus menurun secara global," tutur Hmwe Kyu, profesor ilmu metrik kesehatan di Universitas Washington dan salah satu penulis utama penelitian.

Baca juga: Fragmen "Zombie" Virus Corona, Picu Gejala Parah COVID-19

Meski begitu, perbedaan besar dalam angka kematian anak antar wilayah masih terjadi dengan angka tertinggi tercatat di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara, bahkan setelah disesuaikan dengan angka kematian akibat epidemi AIDS yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

Baca Juga

Mengungkap Bahaya Junk Food bagi Kesehatan Otak
Mengungkap Bahaya Junk Food bagi Kesehatan Otak
Penelitian Mengungkap Manfaat Kombucha Seperti Efek Puasa
Penelitian Mengungkap Manfaat Kombucha Seperti Efek Puasa
Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Berhasil Dilakukan, Harapan dan Kontroversi
Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Berhasil Dilakukan, Harapan dan Kontroversi
Peneliti Mengungkap Penyebab Kematian Saat Bercinta
Peneliti Mengungkap Penyebab Kematian Saat Bercinta
Bahaya Mencuci Saluran Hidung dengan Air Keran yang Tidak Steril
Bahaya Mencuci Saluran Hidung dengan Air Keran yang Tidak Steril
Penelitian Mengungkap Hidup dalam Kemiskinan Percepat Penuaan Otak
Penelitian Mengungkap Hidup dalam Kemiskinan Percepat Penuaan Otak