Cekricek.id - Generasi milenial atau generasi Z memang cenderung lebih menyukai kebebasan daripada terikat dengan sebuah sistem pada sebuah perusahaan. Mereka lebih suka bereksperimen dan menemukan hal-hal baru yang lebih menantang. Mereka rela meninggalkan kenyamanan demi tantangan baru yang lebih menggairahkan.
Fenomena ini sedang marak di Amerika Serikat. Di mana generasi muda atau generasi Z hanya bertahan untuk 1-2 tahun saja bekerja di sebuah perusahaan.
Karena bagi mereka, bertahan bertahun-tahun di sebuah perusahaan hanya menghabiskan waktu dan hasilnya tidak sepadan.
"42 persen generasi Z meninggalkan perusahaan tempat mereka bekerja hanya setelah bekerja 1 atau paling lama 2 tahun. Sementara generasi X lebih suka bertahan lama di sebuah perusahaan demi kehidupan yang lebih stabil," begitu hasil analisa dari Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, dikutip dari New York Post, Rabu (19/10/2022).
Bagi generasi Z, berhenti bekerja di perusahaan atau instansi tertentu merupakan kebanggaan. Karena hal itu merupakan momen untuk menunjukkan kalau mereka adalah pribadi yang bebas.
Salah satu narasumber New York Post yaitu Ashley (25) mengaku sudah hampir satu tahun bekerja sebagai perawat di sebuah rumah sakit besar di Kota Boston. Ia merasa begitu lelah karena kerja mati-matian di unit perawatan intensif covid-19.
Ia bekerja dari pagi hingga sore dan tak merasa memiliki kebebasan untuk dirinya dan keluarganya sendiri. Hari-harinya habis di tempat kerja saja.
Sementara ia melihat teman-temannya yang juga perawat tidak lagi bekerja di rumah sakit tapi menyediakan jasa perawatan keliling mendapatkan upah lebih besar dari Ashley. Â Bahkan tiga kali lipat dari pendapatannya.
Hal itu menginspirasi Ashley untuk resign dan berniat menjadi perawat keliling. Karena dengan begitu, ia dapat tinggal di banyak tempat bahkan bisa keliling negara. Tidak seperti setahun terakhir di mana dirinya ibarat robot setiap hari bekerja di rumah sakit.
Pengalaman agak berbeda diceritakan Mariana (25). Ia baru saja berhenti bekerja di sebuah perusahaan sebagai koordinator media sosial.
Mariana menyebut ia dapat melaksanakan tugasnya di mana saja. Bahkan ketika ia sedang duduk di toilet.
Sebenarnya Mariana cukup nyaman dengan pekerjaannya itu.
Hanya saja akhir-akhir ini, atasannya mulai mewajibkan karyawan agar lebih banyak tatap muka di kantor. Dan harus mengikuti sistem yang berlaku di kantor yang dinilai Mariana cukup kaku. Sehingga ia berpikir berhenti dari pekerjaannya itu.
Alasan Generasi Z
Tentunya ada hal yang melandasi jalan pikiran para generasi Z hingga memutuskan langkah yang demikian itu, salah satunya adalah soal pengalaman di tempat kerja.
"Generasi Z merasa tidak ada pengalaman yang dapat dijual di kemudian hari bila di kantornya sekarang hanya untuk absen dan rapat," begitu menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Kemudian, yang menyebabkan generasi Z tidak betah bekerja kantoran adalah tidak adanya fasilitas penitipan anak, ruang untuk memompa air susu (bagi ibu muda menyusui), lokasi kerja yang tidak fleksibel, jam kerja yang sangat padat dan minimnya peluang untuk maju atau promosi.
Generasi Z dituding sebagai generasi yang memiliki kecenderungan banyak permintaan, hal yang sangat kadang dihindari oleh perusahaan.
Baca Juga: Cantik Turun Temurun, Ini Potret Keluarga Krisdayanti 4 Generasi
"Generasi Z memang merupakan generasi yang cenderung punya banyak permintaah," tulis New York Post.
