Apa Itu Peristiwa Talangsari Lampung?
Peristiwa Talangsari Lampung adalah peristiwa bentrokan antara kelompok Warsidi dengan aparatur keamanan (TNI-Polri) yang terjadi di Dusun Talangsari, Lampung.
Peristiwa Talangsari, Lampung tidak terlepas dari Gerakan Usroh pada masa Orde Baru. Peristiwa ini bermula saat para simpatisan gerakan Usroh di bawah Warsidi, salah seorang ustaz yang melakukan pelarian ke Dusun Talangsari, Lampung.
Warsidi adalah salah satu tokoh penampung para simpatisan Gerakan Usroh pimpinan Abdullah Sungkar. Di Umbul Cihideung, Dusun Talangsari III, Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Tengah Warsidi bersama pengikutnya bermaksud mendirikan perkampungan Islam tempat diterapkannya syariat Islam dalam kampung tersebut.
Sayangnya, keberadaan mereka yang eksklusif dan tidak berhubungan baik dengan masyarakat menuai kecurigaan dari pemerintah setempat.
Camat Way Jepara, Zulkifli Malik mencurigai keberadaan mereka dan melaporkan keberadaan mereka kepada Kapten Sutimans selaku Komandan Rayon Militer (Danramil) Way Jepara. Warsidi bersama pengikutnya kerap berceramah dengan nada keras berisi konten-konten yang ekstrim.
Mereka juga mempersiapkan peralatan perang tradisional seperti bom molotof, golok, dan panah beracun serta mengadakan latihan-latihan beladiri.
Pada 6 Februari rombongan pejabat lokal dari kalangan militer maupun sipil mendatangi kelompok Warsidi.
Kedatangan mereka disambut dengan serangan, sehingga bentrok pun tidak dapat dihindarkan. Dalam bentrokan tersebut satu prajurit Koramil Way Jepara tewas terbunuh oleh pengikut Warsidi.
Pada tengah malam keesokannya, Kolonel Henderopriyono memimpin pasukan tiga batalyon.
Pada 7 Februari 1989 pasukan menyerang Desa Talangsari tempat kelompok Warsidi tinggal. Dalam penyerbuan itu sebanyak 246 pengikut Warsidi tewas, termasuk Warsidi di dalamnya.
Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.