Cekricek.id - Ada kisah pilu dari seorang tukang becak asal Medan bernama Agom. Lantaran salah mengirimkan paket dirinya harus rela mendekam di balik jeruji besi selama 15 tahun penjara.
Ketika itu dalam ceritanya ia bertemu dengan seorang penumpang laki-laki untuk diantar menemui salah seorang temannya. Kejadian tersebut terjadi sekitar waktu Ashar yang diminta untuk mengantarkan sang pria ke daerah Tanjung Morawa.
“Abis sholat ashar, ada abang-abang menawarkan nganterin ke Tanjung Morawa. Saya bilang kalau ongkos ke Tanjung Morawa 75 (ribu),” ujarnya, mengutip dari Okezone.
Baca juga: Uang Rp2 Juta Kakek Tukang Becak Ini Hilang, Digantikan dengan Rp100 Juta Oleh Netizen Indonesia
Ketika itu sang pelanggan juga membawa dua buah goni yang tidak diketahui isinya. Sebagai tukang becak tentu tidak berhak bagi dirinya untuk merasa curiga terhadap barang yang dibawa penumpang.
Ketika itu dirinya malah diberikan ongkos lebih sebesar Rp200 ribu. Dengan senang hati ia lantas pulang ke rumahnya. 4 hari setelahnya ternyata ia kembali bertemu dengan pelanggan sebelumnya tersebut.
“Waktu itu kan jalannya macet, lalu gasengaja jumpa dia lagi. Berpapasan di jalan dan langsung dipanggil untuk berhenti,” cerita Agom.
Ketika itu ia juga dimintai tolong untuk menjemput temannya yang kemarin serta diberikan sebuah telepon genggam untuk berkomunikasi.
Sang pelanggan juga memberinya sebuah goni dan dirinya masih tidak merasa curiga atas hal tersebut.
Begitu sampai di lampu merah di Simpang Limun ternyata sang penonton memaksa untuk berhenti ketika melihat sang teman. Sama seperti sebelumnya ia juga diberikan upah besar.
Akan tetapi begitu balik ya justru diberhentikan secara paksa oleh sejumlah pengendara motor maupun mobil. Dirinya tentu saja merasa kaget apalagi mereka memaksa untuk membuka goni yang ia bawa.
“Disuruhlah buka, pas dibuka ada karung goni, dibuka lagi ada karung goni, hingga pas dibuka lagi terlihat sebuah tas,” ceritanya ulang.
Memang sempat membela diri dengan mengatakan bahwa barang tersebut bukanlah miliknya melainkan milik penumpang sebelumnya.
Begitu ditanya apa barang yang dibawa ia hanya menjawab jika hal tersebut merupakan gula. Begitu dibuka betapa terkejut dirinya ketika mengetahui hal tersebut merupakan sabu-sabu.
“Saya gak ngerti itu apa. Jadi hancur hati saya, langsung teringat istri dan anak di rumah,” ucapnya.
Jadinya langsung diringkus ke BNN provinsi dan diinterogasi mengenai jaringan pengedar tersebut. Namun Agom menjelaskan jika dirinya tidak mengetahui hal tersebut melainkan hanya sempat bertemu dua kali dengan pelanggan.
Ketika itu dirinya sempat ditahan selama 3 bulan di kantor BNN Pusat. Mirisnya ia justru diperintahkan untuk menandatangani berbagai berkas yang ia sendiri tidak mengetahuinya. Setelahnya ia justru divonis 15 tahun penjara dan tidak mengeluarkan uang sepeserpun selama proses peradilan.
“Itu Alhamdulilah kata orang. Saya gak ada sepeserpun mengeluarkan uang untuk di urus (persidangan). Gak tau, gak ada yang ngurus. Kalau keluarga yang ngurus gimana? Untuk makan aja kepayahan,” ujarnya.
Apalagi yang ia ketahui jika seseorang membawa narkoba lebih dari sekilo tentu dirinya akan dihukum mati.
Sebuah kejadian miris sempat ia alami ketika harus ditempatkan dalam satu sel dengan orang yang telah menjebak dirinya.
Terhitung Agom telah mendekam di balik jeruji besi sejak tahun 2018 lalu. Dirinya juga mengaku ikhlas dengan apapun yang ia terima saat ini. [*/Nlm]
Baca juga: Aneh Bin Ajaib, Tukang Cebok Raja Inggris Jadi Pekerjaan Terhormat
