Djuanda Kartawidjaja

Djuanda Kartawidjaja adalah Pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia, Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja I. Juanda Kartawijaya, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911 meninggal di Jakarta, 7 November 1963.

Djuanda Kartawidjaja. [Foto: Instagram]

Siapa Djuanda Kartawidjaja?

Djuanda Kartawidjaja adalah Pernah menjadi Perdana Menteri Indonesia, Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja I. Djuanda Kartawidjaja, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 14 Januari 1911 meninggal di Jakarta, 7 November 1963.

Jabatan Perdana Menteri dijabat Djuanda dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I. Ia adalah anak pertama pasangan Raden Kartawidjaja dan Nyi Monat, ayahnya seorang Mantri Guru pada Hollandsch Inlansdsch School (HIS).

Ia pernah bersekolah di HIS, kemudian Eropa Europesche Lagere School (ELS/tamat 1924), selanjutnya ke sekolah menengah khusus orang Eropa (HBS Bandung/lulus 1929). Pada 1929 dia masuk ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS) mengambil jurusan teknik sipil dan lulus 1933.

Sejak lulus dari TH Bandung (1933) dia memilih mengabdi di tengah masyarakat. Ia mengajar di SMA Muhammadiyah di Jakarta dengan gaji seadanya meski pernah ditawari menjadi asisten dosen di TH Bandung dengan gaji lebih besar.

Setelah empat tahun mengajar di SMA Muhammadiyah Jakarta, pada 1937, Djuanda mengabdi pada dinas pemerintah di Jawaatan Irigasi Jawa Barat. Selain itu, dia juga aktif sebagai anggota Dewan Daerah Jakarta. Setelah Kabnet Ali II jatuh.

Presiden Sukarno menunjuk Djuanda Kartawidjaja untuk membentuk kabinet baru yang resmi dibentuk 9 April 1957. Kabinet Juanda merupakan Zaken Kabinet, dengan komposisi Perdana Menteri Ir. Juanda dan tiga orang wakil, yaitu Mr. Hardi, Idham Chalid, dan Dr. Leimena.

  1. Kabinet ini dikenal dengan sebutan Kabinet karya dengan program utama bernama Pancakarya yaitu:
  2. Membentuk Dewan Nasional; Normalisasi keadaan republik;
  3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB; Perjuangan Irian Barat;
  4. Mempergiat pembangunan. Kabinet Juanda berakhir setelah Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

Semasa mudanya Djuanda Kartawidjaja hanya aktif dalam organisasi non politik yaitu Paguyuban Pasundan dan anggota Muhammadiyah, dan pernah juga menjadi pimpinan sekolah Muhammadiyah.

Karier selanjutnya dijalaninya sebagai pegawai Departemen Pekerjaan Umum provinsi Jawa Barat, Hindia Belanda sejak 1939.

Sumbangannya terbesar dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda 1957 yang menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal dengan sebutan negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS).

Namanya diabadikan sebagai nama lapangan terbang di Surabaya, namanya juga dijadikan nama hutan raya di Bandung yaitu Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, dalam taman ini terdapat Museum dan Monumen Ir. H. Djuanda.

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.244/1963 Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai tokoh nasional/pahlawan kemerdekaan nasional. Pada 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru NKRI, pecahan Rp 50.000.

Referensi: Kamus Sejarah Indonesia.

Baca Juga

Terungkap! Manusia Purba Menghuni Dataran Tinggi Persia Selama 20.000 Tahun
Terungkap! Manusia Purba Menghuni Dataran Tinggi Persia Selama 20.000 Tahun
Kisah Pengorbanan Ritual Bangsa Maya saat Gerhana Matahari
Kisah Pengorbanan, Ritual Bangsa Maya saat Gerhana Matahari
Sisa-sisa Desa Kuno "Pompeii Inggris" Ungkap Rahasia Kehidupan Zaman Perunggu
Sisa-sisa Desa Kuno "Pompeii Inggris" Ungkap Rahasia Kehidupan Zaman Perunggu
Naskah Kuno Aztec Ungkap Sejarah Tenochtitlan dan Penaklukan Spanyol
Naskah Kuno Aztec Ungkap Sejarah Tenochtitlan dan Penaklukan Spanyol
Lukisan Menakjubkan Pada Makam Pendeta Kuno Mesir Perlihatkan Kehidupan 4.300 Tahun Lalu
Lukisan Pada Makam Pendeta Kuno Mesir Perlihatkan Kehidupan 4.300 Tahun Lalu
Makam Kuno Tiongkok dengan Pedang Ungkap Sejarah Kekerasan di Era Negara-Negara Berperang
Makam Kuno Tiongkok dengan Pedang Ungkap Sejarah Kekerasan di Era Negara-Negara Berperang