Berteriak Bisa Melepas Emosi Terpendam, Mitos Atau Fakta?

Berteriak adalah reaksi yang menyiratkan emosi positif dan negatif. Namun, percayakah kamu jika berteriak dapat melepaskan emosi terpendam?

Berteriak adalah reaksi yang menyiratkan emosi positif dan negatif. Namun, percayakah kamu jika berteriak dapat melepaskan emosi terpendam? [Foto: Instagram]

Cekricek.id - Berteriak adalah bentuk pelepasan vokal yang dapat menyiratkan emosi yang positif atau negatif. Namun, percayakah kamu jika dengan berteriak seseorang dapat melepaskan emosinya yang terpendam dan membuat perasaan lega?

Mungkin saja ketika ada seseorang yang berteriak, kita yang mendengar malah bereaksi aneh untuk menanggapinya. Misalnya saja ikut merasa panik, terkejut atau penasaran tentang apa yang terjadi pada orang yang berteriak itu. Kita mungkin akan berlari terburu-buru ke sumber suara untuk memastikan seseorang yang berteriak baik-baik saja atau tidak.

Orang biasanya meninggikan suara mereka karena sesuatu yang membuat mereka takut atau bersemangat. Menariknya, mungkin ada juga orang yang memilih untuk lebih sering berteriak karena dapat bermanfaat untuk meluapkan emosi.

Biasanya, orang-orang akan berteriak di tepi pantai, di atas gunung atau bukit sambil menghadap pada hamparan sekitar.

Ketika kita berteriak sekuat tenaga, tubuh dan kesehatan emosional kita langsung terpengaruh. Hal itu karena berteriak sebenarnya bisa membantu memperbaiki suasana hati.

Beberapa orang merasa berteriak adalah katarsis ketika mereka menghadapi masalah stress. Dan itu bukan hanya rasa lega yang mungkin dirasakan beberapa orang. Bahkan bisa membuat mereka merasa lebih percaya diri.

Misalnya, pengusaha  melaporkan bahwa dengan mengucapkan afirmasi atau mantra dengan keras, itu akan melibatkan sistem saraf mereka dan memanfaatkan semua fokus ke dalam emosi yang sedang kamu coba kembangkan.

Berteriak Pernah Dijadikan Metode Terapi Untuk Melepaskan Stres

Lampiran Gambar
Berteriak Bisa Melepas Emosi Terpendam, Mitos Atau Fakta?

Melansir Health Diges, di masa lalu, beberapa ahli terapi telah menggunakan bentuk terapi yang disebut terapi jeritan primal. Bentuk psikoterapi ini telah ada sejak tahun 1960-an kepada para pasien untuk melepaskan rasa frustasi.

Para pasien akan meneriakkan rasa frustasu itu sambil duduk di sofa yang disediakan alih-alih membicarakannya baik-baik.

Dr Arthur Janov, seorang psikoterapis AS, mengembangkan terapi jeritan primal setelah ia menulis buku, "The Primal Scream". Dia memulai terapi jeritan primal ini sebagai cara bagi pasien untuk melepaskan emosi yang tertekan.

Melalui perawatan ini, Janov menunjukkan bahwa semua emosi yang menyakitkan yang dirasakan oleh pasiennya ini sering kali berasal dari trauma masa kanak-kanak. 

Selain itu, Evona L. Smith, seorang praktisi perawat keluarga dan dokter keperawatan di Louisiana, mengatakan bahwa di balik terapi jeritan ada pelepasan endorphin serta zat kimia dari tubuh seseorang. Pelepasan zat kimia ini memiliki manfaat untuk mengurangi tingkat stres.

"Premis dasar di balik terapi jeritan adalah pelepasan endorfin, zat kimia yang dilepaskan oleh tubuh yang mengurangi stres," katanya.

Baca juga: Sederet Rutinitas Pagi yang Ampuh Menurunkan Berat Badan

Namun, meskipun hormon endorfin yang dilepaskan dapat menyebabkan tubuh pasien merasa lebih baik pada saat itu, hal itu juga bisa menjadi cara yang sulit. Berteriak kencang untuk melepaskan emosi terpendam nyatanya cukup berat untuk mencapai perasaan baik itu.

Baca Juga

Penelitian Mengungkap Manfaat Kombucha Seperti Efek Puasa
Penelitian Mengungkap Manfaat Kombucha Seperti Efek Puasa
Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Berhasil Dilakukan, Harapan dan Kontroversi
Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia Berhasil Dilakukan, Harapan dan Kontroversi
Peneliti Mengungkap Penyebab Kematian Saat Bercinta
Peneliti Mengungkap Penyebab Kematian Saat Bercinta
Bahaya Mencuci Saluran Hidung dengan Air Keran yang Tidak Steril
Bahaya Mencuci Saluran Hidung dengan Air Keran yang Tidak Steril
Penelitian Mengungkap Hidup dalam Kemiskinan Percepat Penuaan Otak
Penelitian Mengungkap Hidup dalam Kemiskinan Percepat Penuaan Otak
Masyarakat Kota Perlahan-lahan Kehilangan Kemampuan Mencerna Serat Nabati
Masyarakat Kota Perlahan-lahan Kehilangan Kemampuan Mencerna Serat Nabati