Cekricek.id, London - Gelandang serang Chelsea, Kai Havertz, meminta media tidak terlalu membesar-besarkan namanya di depan khalayak. Havertz menyebut dirinya masih berstatus pemain muda yang masih haus akan pembuktian.
Media-media Inggris sudah melabeli pemain asal Jerman itu sebagai 'King Havertz'. Sebenarnya hal itu cukup beralasan karena Havertz selalu menjadi pahlawan The Blues saat menjuarai Liga Champions musim lalu dan menjuarai Piala Dunia Antarklub tahun ini.
"Panggilanku 'Kai'. Media saja yang memanggilku King Havertz," kata dia, dikutip dari Sport 1, Jumat (18/2).
Havertz baru berusia 22 tahun. Bekas pemain Liverkusen itu membela Chelsea sejak tahun 2020 lalu. Sehingga ia menolak bila media Inggris sudah menyebutnya sebagai legenda The Blues.
Havertz menyadari legenda Chelsea saat ini adalah Frank Lampard, Didier Drogba dan John Terry yang sudah menghadiahkan banyak gelar serta pengabdian yang cukup lama untuk Chelsea.
Kai Havertz mencetak gol tunggal saat Chelsea mengalahkan Manchester City di final Liga Champions musim lalu di Stadion Do Dragao Portugal.
Pekan lalu, pemain timnas Jerman itu menjadi pahlawan Chelsea mengalahkan Palmeiras di final Piala Dunia Antarklub di Stadion Mohammed Bin Zayed Stadium, Abu Dhabi.
Dua catatan emas tersebut membuat media Inggris melabeli Havertz sebagai pahlawan The Blues karena punya mentalitas kuat saat pertandingan penting.
"Saya ingin menjadi bagian dari sejarah sukses Chelsea. Jangan dulu bicara saya legenda klub sekarang ini," ucap Havertz.
Chelsea harus menjaga Havertz dari incaran klub lain. Salah satu yang patut diwaspadai manajemen The Blues adalah lirikan klub raksasa Jerman Bayern Muenchen.
Muenchen selama ini menjadi klub yang sulit ditolak oleh pemain-pemain asal Jerman. Selain Bayern, Atletico Madrid dan Borussia Dortmund juga berminat merekrut Havertz.
