Cekricek.id - Dalam sebuah kejadian yang memadukan misteri dan keajaiban sains, Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menjadi saksi penemuan sebuah tomat kecil NASA yang hilang. Setelah menghilang selama lebih dari delapan bulan, tomat berukuran satu inci ini berhasil ditemukan, mengakhiri teka-teki yang sempat menjadi bahan candaan di antara astronot.
Di tengah-tengah kehidupan sains yang penuh keajaiban, sebuah misteri kuliner di ruang angkasa telah menemukan penyelesaiannya. Tomat mungil yang hilang, sebelumnya menjadi tanggung jawab Frank Rubio, astronot NASA, akhirnya ditemukan mengambang di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), lebih dari delapan bulan setelah kehilangannya.
Kabar ini diumumkan oleh Jasmin Moghbeli, astronot NASA lainnya, selama perayaan ulang tahun ke-25 ISS yang disiarkan langsung pada hari Rabu (6 Desember). Moghbeli, dengan nada gembira, mengungkapkan bahwa mereka akhirnya bisa membebaskan Rubio dari tuduhan telah memakan tomat tersebut.
Tomat yang menjadi bagian dari eksperimen Veg-05, yang diurus oleh Rubio, sempat menjadi bahan lelucon di kalangan kru ISS. Tomat Red Robin kerdil ini, berdiameter hanya 2,5 sentimeter, menghilang sebelum sempat dinikmati Rubio, meski telah disimpan dengan baik dalam kantong Ziploc.
Insiden kecil ini menjadi topik hangat di ISS, khususnya saat Rubio mencatat rekor tahun yang tidak terduga di orbit sebagai astronot Amerika Serikat. Masalah dengan pesawat Soyuz Rusia yang membawanya, yang kemudian teratasi dengan peluncuran Soyuz pengganti, membuat masa tinggalnya di luar angkasa menjadi dua kali lipat dari yang dijadwalkan.
Rubio, dengan nada bercanda, mengungkapkan perasaannya selama acara langsung ISS pada bulan September. "Saya menghabiskan banyak waktu mencari benda itu," ujarnya, menyiratkan bahwa tomat kering tersebut suatu saat akan muncul dan membuktikan kebenarannya.
Pencarian tomat ini, meski terdengar sederhana, mencerminkan tantangan yang lebih besar dalam eksplorasi luar angkasa. Dengan kondisi mikrogravitasi di ISS, yang lebih besar dari rumah dengan enam kamar tidur, benda-benda kecil dapat dengan mudah terlepas dan tersesat di sudut-sudut tak terduga. NASA biasanya memeriksa intake ventilasi, tetapi dalam stasiun yang dipenuhi dengan peralatan selama 25 tahun, mudah bagi item kecil untuk terselip dan terlupakan.
Sebaliknya, Rubio dan kru Soyuznya tetap sibuk dengan ratusan eksperimen sains lainnya, meski terdapat tekanan akibat penundaan misi. Situasi ini menunjukkan bagaimana cara mengatasi kejadian tak terduga, seperti dalam eksperimen Veggie yang bertujuan untuk pertanian di bulan atau Mars.
Rubio, yang kembali ke Bumi setelah 371 hari di luar angkasa, ditanya tentang tomat yang hilang pada pertemuan 13 Oktober. Dengan nada berseloroh, ia menyatakan bahwa meskipun menghabiskan waktu 18 hingga 20 jam mencarinya, tomat itu mungkin sudah kering dan tidak teridentifikasi lagi.
Baca juga: Peluncuran Balon Antariksa NASA di Antartika: Misi Baru Menjelajahi Galaksi
Meski kehilangan tomat menjadi bagian ringan dari misinya, Rubio juga berbagi tentang kesulitannya menjauh dari istri, anak-anak, dan teman-temannya selama setahun. Jika ia tahu akan menghabiskan setahun di luar angkasa, ia mungkin tidak akan memilih misi ini. Namun, dukungan luar biasa dari komunitasnya memberikan kekuatan dan kasih sayang yang luar biasa.
