Inhil, Cekricek.id - Pada periode 2017-2021, APTS SD/MI di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) berfluktuatif meningkat, dari 0,05% pada tahun 2017 menjadi 0,70% pada tahun 2021. Peningkatan APTS SD/MI yang signifikan terjadi pada tahun 2021, yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19. Angka Putus Sekolah (APTS) adalah proporsi anak berusia 7-18 tahun yang tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu.
Pada tahun 2020, APTS SD/MI di Kabupaten Indragiri Hilir sedikit lebih rendah dibanding capaian APTS Provinsi Riau (0,042%). Selama periode 2017-2021, rata-rata pertumbuhan APTS SD/MI di Kabupaten Indragiri Hilir menurun sebesar -46,92% per tahun.
Pada periode yang sama, APTS SMP/MTs di Kabupaten Indragiri Hilir juga berfluktuatif meningkat, namun dengan nilai yang lebih besar. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat putus sekolah di SMP/MTs lebih tinggi dibanding ditingkat SD/MI.
Pada tahun 2017, capaian APTS SMP/MTs di Kabupaten Indragiri Hilir (0,07%) relatif sama dengan APTS SMP/MTs Provinsi Riau (0,07%). Selama periode 2016-2020, rata-rata pertumbuhan APTS SMP/MTs di Kabupaten Indragiri Hilir menurun sebesar -41,31% per tahun.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2018-2023, APTS SD/MI di Kabupaten Indragiri Hilir ditargetkan menurun dari 0,2% pada tahun 2017 menjadi 0,02% pada tahun 2021.
Realisasi APTS SD/MI di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2017-2018 masih di bawah target, dengan realisasi kinerja sebesar 10%-50% yang tergolong rendah dan sedang. Pada tahun 2021, realisasi APTS SD/MI mengalami penurunan yang signifikan seiring dengan meningkatnya APTS SD/MI sebagai akibat dari dampak COVID-19.
Berdasarkan RPJMD Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2017-2021, APTS SMP/MTs di Kabupaten Indragiri Hilir ditargetkan menurun dari 0,20% pada tahun 2017 menjadi 0,04% pada tahun 2021. [Sumber: RKPD Indragiri Hilir 2024]
Realisasi APTS SMP/MTs di Kabupaten Indragiri Hilir pada tahun 2017-2018 menunjukkan kondisi sangat tinggi. Namun, sejak tahun 2020 dimana pandemi COVID-19 terjadi, APTS SMP/MTs mengalami peningkatan yang signifikan.
Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka putus sekolah baik di jenjang SD/MI maupun SMP/MTs di Kabupaten Indragiri Hilir adalah:
- Kebijakan belajar jarak jauh yang dilakukan secara daring, dimana penggunaan smartphone dan paket data dirasa cukup memberatkan bagi sebagian orang tua.
- Tekanan ekonomi yang dirasakan orang tua murid sehingga mereka mengajak anak-anaknya untuk bekerja ataupun melakukan migrasi ke daerah baru.
- Orang tua murid yang memilih untuk segera menikahkan anaknya.
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi tingginya angka putus sekolah di daerah tersebut. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, khususnya di daerah-daerah terpencil dan tertinggal.
- Memberikan bantuan sosial kepada keluarga yang kurang mampu agar dapat membiayai pendidikan anaknya.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Dengan upaya-upaya yang dilakukan secara terencana dan berkelanjutan, diharapkan angka putus sekolah di Kabupaten Indragiri Hilir dapat diturunkan dan mencapai target yang telah ditetapkan.
Baca juga: Profil Kemiskinan Indragiri Hilir: Sekitar 5.000 Orang Tidak Bisa Membeli Makanan
Itulah data angka putus sekolah di Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Informasi ini dikutip dari dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Indragiri Hilir (Inhil) Tahun 2024.
Baca Berita Riau Hari Ini setiap hari di Cekricek.id.
