Gambaran Umum Kondisi Iklim Riau

Cekricek.id, Pekanbaru - Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 1.400-4.000 mm per tahun. Curah hujan ini dipengaruhi oleh dua musim yang terjadi setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Hal ini dikarenakan Provinsi Riau terletak di garis khatulistiwa.

Berikut data Curah Hujan di Riau:

NO	BULAN	Tahun
		2012		2013		2014		2015		2016		2017
		HH	MM	HH	MM	HH	MM	HH	MM	HH	MM	HH	MM
1	Januari	12	66,7	13	110,9	8,25	88,73	16	139,9	22	258,1	18	275,0
2	Februari	22	247,6	19	335,0	0,67	2,14	9	34,4	14	195,0	22	354,4
3	Maret	17	324,6	22	339,0	5,42	99,80	21	356,5	17	180,5	23	370,2
4	April	22	215,3	18	172,1	14,33	209,85	19	129,3	16	332,4	22	386,2
5	Mei	18	182,6	15	129,2	13,08	184,29	15	140,1	19	194,2	23	404,3
6	Juni	9	140,6	7	56,0	12,17	128,03	13	103,6	13	104,6	12	296,9
7	Juli	18	262,2	11	133,9	10,75	106,97	5	13,5	18	275,7	14	119,0
8	Agustus	16	97,0	13	186,2	16,67	240,56	10	277,8	9	43,3	20	155,3
9	September	15	185,8	na	na	8,83	130,76	7	60,0	17	274,0	19	433,5
10	Oktober	21	228,9	na	na	12,42	204,46	11	64,7	18	159,0	18	201,4
11	November	17	439,5	na	na	19,25	359,83	22	411,4	26	511,4	27	412,3
12	Desember	20	245,0	na	na	15,42	277,26	25	317,1	17	168,8	22	339,7
JUMLAH		217	2.636,0	118	1.462	137,25	2.032,67	173	2.048,3	206	2.697,0	240	3.748,2

Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa jumlah hari hujan dan curah hujan di Indonesia mengalami peningkatan pada tahun 2017.

Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada November 2017, yaitu sebanyak 27 hari. Jumlah hari hujan paling sedikit terjadi pada bulan Juni, yaitu sebanyak 12 hari.

Curah hujan tertinggi juga terjadi pada bulan September 2017, yaitu sebesar 433,5 mm. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli 2017, yaitu sebesar 119,0 mm. Berikut data lebih detail:

Jumlah hari hujan dan curah hujan dapat menjadi indikator dalam menentukan pola tanam komoditas pertanian pangan. Kondisi ini juga dapat memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, maupun budidaya perikanan darat. Dengan demikian, ketersediaan pangan juga akan ikut terpengaruh.

Data perkembangan jumlah curah hujan dan hari hujan per bulan menurut kabupaten/kota dari tahun 2012-2017 dapat dilihat pada Tabel 2.18 dan Gambar 2.8. Pada tahun 2017, Kabupaten Kampar memiliki jumlah hari hujan tertinggi, yaitu 241 hari hujan.

Curah hujan tertinggi terjadi di Kota Pekanbaru, yaitu 3.748,2 mm/bulan. Sebaliknya, Kabupaten Rokan Hilir memiliki jumlah hari hujan dan curah hujan terendah.

Berikut perkembangan jumlah Hari Hujan (HH) dan Jumlah Curah Hujan (MM) menurut Kabupaten/Kota Provinsi Riau Tahun 2012-2017:

No	Kabupaten / Kota	Tahun
		2012		2013		2014		2015		2016		2017
		HH	MM	HH	MM	HH	MM	HH	MM	HH	MM	HH	MM
1	Kuantan Singingi	140	4.080	71	2.023	115	2.225	103	2.450	97	1.915	91	2.102,0
2	Indragiri Hulu	168	2.305	56	858	165	2.082	146	1.940	208	2.174,7	223	3.033,4
3	Indragiri Hilir	130	1.707	76	1.134	68	1.385	139	1.988	208	2.231,9	192	2.659,7
4	Pelalawan	200	2.788	100	1.231	170	2.141	188	1.722	225	2.269,5	179	2.015,1
5	Siak	114	2.148	192	2.275	161	1.911	77	1.300	97	1.620	92	2.175,0
6	Kampar	75	3.360	54	961	147	2.695	146	1.894	225	1.793,1	241	1.443,8
7	Rokan Hulu	112	1.958	64	1.527	116	2.480	148	1.768	164	2.165	164	2.165,0
8	Rokan Hilir	73	2.470	40	988.5	150	2.020	72	1.689	98	1.591	90	1.959,5
9	Bengkalis	101	1.881	45	1.340	150	2.183	156	1.656	84	1.474,6	93	2.764,1
10	Kep. Meranti	194	2.974	86	661	73	1.771	150	1.312	132	1.467	157	2.645,0
11	Pekanbaru	217	2.635	118	1.462	188	2.343	173	2.048	206	2.697	240	3.748,2
12	Dumai	160	2.095	96	1.298	144	1.474	157	1.022	305	1.877,5	159	2.677,6
Rataan		140	2.530	83	1.313	137	2.059	138	1.732	171	1.940	160	2.449,8

Selain itu, berikut jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Menurut Kabupaten/Kota pada tahun 2017:

Jumlah hari hujan dan curah hujan dapat menggambarkan ketersediaan air dan kondisi kekeringan di Provinsi Riau. Wilayah dengan jumlah hari hujan dan curah hujan yang rendah akan mengalami kekeringan. Kekerapan kekeringan dapat berdampak negatif terhadap usaha masyarakat, terutama pertanian, perikanan, dan peternakan.

Dampak negatif dari kekeringan adalah kekurangan air dan kesulitan dalam menentukan pola tanam. Kondisi ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan pengembangan pertanian, sehingga produktivitas pertanian menjadi rendah. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan infrastruktur pengairan di wilayah dengan curah hujan rendah di Provinsi Riau.

Berikut Keadaan Suhu Kota Pekanbaru Provinsi Riau Tahun 2012-2017 (^oC):

No	Bulan	Tahun
		2012		2013		2014		2015*		2016		2017
		Mak	Min	Mak	Min	Mak	Min	Mak	Min	Mak	Min	Mak	Min
1	Januari	33,1	23,2	32,9	23,5	32,7	20,4	32,4	21,2	32,6	23,9	34,7	22,0
2	Februari	32,6	23,1	32,1	23,2	35,0	20,6	33,3	21,7	32,3	23,6	34,2	22,0
3	Maret	32,6	23,1	34,1	23,5	35,2	22,0	34,9	23,0	33,7	24,2	34,6	22,2
4	April	33,2	23,3	34,4	23,8	33,3	22,6	32,8	23,6	33,9	24,1	34,7	21,0
5	Mei	33,2	23,6	34,2	24,1	35,4	22,9	34,6	23,8	33,8	24,2	35,4	22,3
6	Juni	33,8	23,6	34,6	23,4	35,7	21,8	35,5	22,3	33,5	23,4	35,0	21,9
7	Juli	32,8	23,6	33,3	23,0	35,9	22,0	35,3	22,6	33,4	23,3	34,8	22,5
8	Agustus	32,4	23,3	33,3	22,8	34,9	22,0	34,9	21,8	34,2	24,0	34,6	22,2
9	September	33,1	23,1	na	na	34,2	22,2	33,7	22,6	33,3	23,3	34,2	22,0
10	Oktober	32,6	23,5	na	na	35,0	21,4	34,8	22,3	33,3	23,8	35,6	22,0
11	November	32,5	23,4	na	na	34,2	22,4	33,6	22,5	32,4	23,3	34,6	21,6
12	Desember	32,8	24,4	na	na	34,2	21,9	34,0	22,1	32,5	23,7	34,9	22,3
Rataan		32,9	23,6	33,6	23,4	32,4	24,1	34,2	22,5	33,2	23,7	34,8	22,0

Suhu di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru, mengalami kenaikan selama periode 2012-2017. Rata-rata suhu maksimumnya mencapai 34,8°C, dengan rentang suhu maksimum 34,2°C-35,6°C. Suhu minimumnya berkisar antara 21°C-22,5°C. Kenaikan suhu ini merupakan salah satu dampak dari pemanasan global.

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Syarif Kasim II, suhu udara di Riau berfluktuasi selama periode tersebut. Namun, terjadi kenaikan suhu yang signifikan pada tahun 2017.

Kenaikan ini disebabkan oleh fenomena equinox. Equinox merupakan salah satu posisi semu matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Akibatnya, kondisi permukaan bumi di wilayah Indonesia menjadi lebih panas daripada biasanya.

Kelembaban udara di Kota Pekanbaru berkisar antara 75% - 85% selama periode 2012–2017, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.20. Tingkat kelembaban rendah umumnya terjadi pada musim kemarau (Februari–Juli), yang ditandai dengan hari hujan dan curah hujan yang rendah.

Kelembaban Udara Kota Pekanbaru Provinsi Riau Tahun 2012-2017 (%)

No	Bulan	Tahun
		2012	2013	2014	2015	2016	2017
1	Januari	69,30	78,00	80,00	79,00	85	80
2	Februari	77,60	82,00	74,00	76,00	83	83
3	Maret	73,70	80,00	77,00	80,00	81	82
4	April	73,00	77,80	76,00	80,00	81	82
5	Mei	75,50	78,90	80,00	81,00	83	83
6	Juni	71,10	72,00	75,00	78,00	79	80
7	Juli	76,80	78,00	74,00	75,00	80	80
8	Agustus	75,30	77,00	79,00	81,00	74	81
9	September	80,00	na	78,00	79,00	77	82
10	Oktober	75,30	na	80,00	85,00	77	78
11	November	83,00	na	81,00	82,00	84	83
12	Desember	82,30	na	83,00	85,00	79	82

Tingkat kelembaban tinggi biasanya terjadi pada musim hujan, yaitu bulan November hingga Desember. Secara umum, kondisi cuaca di Kota Pekanbaru masih lembap atau basah. Hal ini berdampak pada berkurangnya kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau.

Sedangkan kelembaban udara menurut bulan pada tahun 2017 dapat dilihat sebagai berikut:

Itulah gambaran umum kondisi iklim Riau. Informasi ini dikutip dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (PRJMD) Provinsi Riau 2019-2024.

Dapatkan update Berita Riau Hari Ini setiap hari dari Cekricek.id. Ikuti kami melalui Google News. Klik tautan untuk terhubung.